Assalmualaikum wr wb..
Duh, kok jadi deg-degan ya mau nulis ini.
Menulis ini dalam rangka mengikuti challenge blogpedia. Kumpulan para blogger (yang merasa) cupu tapi pengen eksist 😅. Dan saya sebagai salah satu cupuers ikut bergandengan tangan agar cupunya makin maksimal #eh.
Tadinya juga mau menulis untuk diriku di tahun-tahun yang lalu, eh tapi siapa yang baca?? 😂 Jadi nulis tentang hari ini untuk diriku di masa depan.
Mau nulis tentang diriku di masa lalu yang suka insecure, suka ngambek, suka main aman dan pengen hidup santai....
Padahal ada ungkapan
Hari ini harus lebih baik dibanding yang kemarin, jika tidak maka merugilah engkau
Kasian banget yaa kalo gitu, hidup masih turun naik. Kadang semangat, kadang down, kadang datar aja.
Hai diriku di masa depan, masih suka insecure? Suka tiba-tiba hilang percaya diri? Suka lupa kalo kamu punya Allah SWT??
Apa sih yang di insecure-in? Hidung yang gak proporsional? Tinggi yang segitu-gitu aja? Karir yang mentok jadi koki dan manager level rumah tangga?
Anggap saja bahwa insecure itu cara Allah menjaga kita biar gak sering-sering gede kepala 😁 Bahwa diatas langit masih ada langit.
Lagian hari gini gak insecure? Selama masih dalam batas kewajaran
It's Okay Not To Be Okay
Coba ya gue di masa sekarang ini ngasih tips kalo lagi insecure kudu gimana
#1. Tarik nafas dalam-dalam
#2. Pejamkan mata
#3. Ingatlah bahwa kamu tidak seburuk itu dan boleh sesekali berbuat salah selama tidak melanggar syariat
#4. Bahwa semua yang terjadi saat ini adalah takdir dan akibat kelalaian dirimu sendiri di masa lalu wkwkwk
So, kalo hari ini kamu bekerja keras, salah satunya mengurangi insecure. Biar gak terus-terusan tengok samping kanan kiri 🙈
Tiba-tiba Hectic
Hari ini hidup jadi hectic ya. Ingat banget di awal tahun mencanangkan diri buat fokus di bisnis buku anak dan penulis (salah satunya blogger). Eh, di tengah jalan banyak banget godaan dan sebagai makhluk yang gak bisa multitasking akhirnya nyerah di beberapa hal. Mungkin juga motivasinya belum kuat dan ini harus jadi evaluasi diri.
Alhamdulillah sekarang malah lebih fokus jadi penulis. Apalagi setelah buku antologi New Life New Love launching, kayak menemukan oase diri.
Ada beberapa hal yang mau gue catat buat diriku sendiri tentang kenapa harus nulis
#1. Menulis seperti healing di tengah kejenuhan
#2. Riset kecil-kecilannya bikin otak jadi mikir
#3. Menulis artinya membaca. Bikin tulisan jadi maksa kita untuk membaca lebih banyak dan memang aktivitas ini sudah lama sekali pengen dibangun lagi
#4. Menulis bikin abadi. Seperti petuahnya Eyang Pramoedya, Menulis adalah keabadian
#5. Darahnya para syuhada tertoreh karena 2 hal, darah dan tinta. Ya, alasan ini yang sedari dulu menghantui kenapa selalu pengen jadi penulis
Dan semoga di 5 tahun yang akan datang, menulis jadi lebih expert. Blog semakin hidup dan menantang diri di event-event blogger. Terbit 1 buku solo, 3 buku antologi dan tetap jadi freelance writer.
Buat bisnis buku anak yang agak terabaikan maaf yaa.. Mungkin sekarang bukan jalannya kamu 😌 Tiba-tiba ada amanah yang menyeruak tanpa permisi.
Belajar lagi bersama mahasiswa
Di awal Januari memang suami sudah antisipasi bahwa kemungkinan semester ini bakalan ngajar, cuman tidak menyangka kalau mata kuliahnya di luar perkiraan 😅
Tapi ini sudah jadi bahan diskusi dengan suami bertahun-tahun sebelumnya. Dari awal nikah sampai 4 tahun pernikahan, bahwa jadi working mom boleh saja asal suami dan anak-anak tetap terurus. Dulu saya punya role model tentang bagaimana kehidupan ibu rumah tangga yang profesional itu. Tetap di rumah tapi juga berkarya di luar. Makanya sekarang lebih nyaman dengan remote job yang bisa dikerjakan dimana saja. Anak-anak tetap terkontrol, sosialisasi dapat, bisa upgrade diri dan menghasilkan duit.
Namun, setelah kembali ke Palopo, pemikiran itu harus diubah. Bukan diubah ya, tapi pola pikirnya diperluas. Zona nyamannya harus diperbesar. Kebiasaan, adat istiadat dan cara pandang masyarakat setempat ikut mempengaruhi apalagi dengan titel yang cukup tinggi menurut sebagian orang.
Bismillah, sementara memutuskan jadi dosen paruh waktu. Tapi ternyata ini juga menyenangkan. Sejak ikut kelas nulis dari nol yang diadakan Ibu-ibu Doyan Nulis, jiwa riset sy ikut tersentil. Saya jadi suka bikin riset buat sebuah tulisan. Okelah, fix tertantang.
Dan sekarang, sy harus melepas beberapa hal buat fokus disini. Hal kayak gini bikin merasa bersalah tapi saya harus segera waras. Ada hal-hal yang bisa gue capai nanti. Tidak harus saat ini. Gue harus menahan beberapa hal biar hidup jadi seimbang. Kalau kata orang, muter yang jauh dulu baru fokus ke tujuan semula.
"Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang" ~ Hasan Al-Bashri
Akhirnya, tak ada yang lebih penting selain memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar semakin manfaat. Ada slogan yang mengatakan bahwa tak cukup hanya jadi baik, tapi harus lebih bermanfaat. Dan, potongan kata dari teh Farah Qoonita ini mungkin bisa jadi penutup dan nasehat yang baik 😘
Bukan tentang seberapa lengkap fasilitas yang kau miliki. Bukan tentang seberapa mahal peralatan yang kau punya. Ini tentang paduan keimanan yang berpadu pada ketaatan. Seberapa kuat ia menggebu untuk mampu bermanfaat bagi sebanyak mungkin manusia.
Aku lahi insecure, baca ini jadi "degh"...
BalasHapusmasyaAllah... semangaaatt
Hapus