Baby blues adalah salah satu trauma yang umumnya didapat para ibu pasca persalinan. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 20 ibu mengalami baby blues setelah 12 pekan pasca persalinan. Trauma pasca persalinan memang lebih banyak menyerang psikologis dibanding fisik. Cara mengatasi trauma psikologis tiap ibu pun berbeda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu mengalami trauma seperti kehilangan kontrol diri, ketakutan akan fisik dan kesehatan bayi juga nyeri fisik serta tanggapan orang lain mengenai caranya melahirkan. Selain itu, dukungan orang-orang disekitarnya juga minim dan cenderung membandingkan antara proses persalinan yang satu dengan lainnya.
Proses persalinan yang tak sesuai harapan juga membuat ibu mengalami trauma psikologis. Atau bahkan yang lebih buruk jika terjadi kematian bayi pasca persalinan. Agar kejadian ini tak berlarut maka diperlukan cara mengatasi trauma psik ologis ibu pasca persalinan.
1. Berbagi Cerita Pada Orang Dekat
Wanita memiliki kemampuan mengeluarkan 16.000-20.000 kata. Sejumlah kata disalurkan untuk mengurai benang kusut yang ada di kepala atau tekanan yang dialami. Wanita yang sudah mendapat predikat ibu biasanya kemampuan mengeluarkan akan semakin meningkat. Entah dalam bentuk perintah atau larangan pada anak. Juga sederet nasihat agar anaknya menurut.
Ada ungkapan, setengah permasalahan akan selesei dengan bercerita. Ya, bercerita akan membuat perasaan lega. Apalagi bercerita pada orang dekat dan terpercaya. Ibu yang telah menjalani persalinan menakjubkan sebaiknya menceritakan perasaannya pada suami atau orang terdekat lainnya.
Suami, utamanya, harus mengetahui apa yang dirasakan ibu. Ini akan membantu ibu sendiri untuk mendapatkan dukungan lebih. Buang jauh-jauh segala gengsi bahwa ibu itu harus kuat atau mampu mengatasi permasalahannya sendirian. Meski mereka tak mampu merasakan apa yang terjadi namun ada empati yang muncul.
2. Menuliskan Curahan Hati
Terkadang, ada hal-hal yang tak sampai jika diungkapkan dengan kata-kata. Maka, menuliskan curahan hati bisa menjadi cara mengatasai trauma psikologis. Menulis dapat digunakan sebagai sarana healing.
Saat ini, sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa menulis dapat dijadikan sebagai sarana terapi jiwa atau penyembuhan trauma psikologis. Ini adalah self healing theraphy yang sudah banyak dibuktikan.
Menulis dapat dimulai dari buku diary. Seperti jaman dulu, buku diary dapat dianggap sebagai ‘teman curhat’ yang menerima kita apa adanya. Tuliskan semua pengalaman yang menyenangkan maupun menyesakkan jiwa. Ini akan membantu dalam menuangkan perasaan yang tak terungkap.
3. Bangun di Sepertiga Malam
Sepertiga malam adalah waktu terbaik untuk mencurahkan perasaan pada Sang Kuasa. Selain itu beberapa penelitian mengungkap bahwa sepertiga malam adalah waktu dimana organ-organ tubuh dalam keadaan yang segar.
Ada janji yang begitu indah tentang bangun dan mendirikan shalat di sepertiga malam. Waktu ini khusus diberikan pada hamba Allah yang ingin menunaikan shalat malam dan memohonkan pinta. Sesiapa yang melaksanakannya maka Allah sudah siapkan balasan yang luar biasa.
"Wahai orang-orang yang berselimut, bangunlah sholat malam, separuh malam, atau kurangi sedikit atau lebih dan bacalah Alquran dengan tartil, maka aku akan berikan kepadamu qaulan tsaqilan (ucapan berbobot) dan sesungguhnya bangun di pengujung malam itu paling dalam kesannya untuk menumbuhkan iman dan memantapkan mental." (Q.S. Al Muzzamil, 1-6).
***
Pasca persalinan memang umumnya meninggalkan trauma. Sayangnya, trauma ini akan berpengaruh pada ibu dan bayinya sendiri. Untuk itu, ibu harus menemukan cara mengatasi trauma psikologis dan semoga tiga cara diatas dapat membantu.
Posting Komentar
Posting Komentar