“Ini enak nih,” kata mama. Kami sedang berada di kondangan salah satu tetangga jauh. “Dodol khas Makassar. Kue yang tidak dijual dimana-mana dan yang bisa buat hanya orang Makassar,” lanjut beliau. Ibu di sebelah kami mengangguk-angguk membenarkan pernyataan itu. Rasanya memang enak. Legitnya pas dan tidak bikin eneg. Kenyal dan bikin nagih.
“Kalau neneknya ada pasti dibuatin tuh, tapi kalau yang sepuh sudah tiada makanan khas begini pasti gak ada,” ucap mama berapi-api. Iya juga sih. Saya ingat ketika masih kecil, Pung Aji Rawe (nenek, red) berusaha mengahdirkan kue legendaris asal Bugis. Panganan itu akan disuguhkan setiap kali berkumpul, apalagi jika pesta pernikahan.
Sayangnya, kue-kue khas daerah perlahan mulai menghilang bersama dengan wafatnya para sesepuh. Panganan ini mulai langka. Jika dulu ada di setiap acara, sekarang hanya ada jika acara besar seperti pernikahan atau momen lebaran.
Sebagian besar kue-kue legendaris itu memang membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Apalagi generasi millenial dan Z lebih antusias pada makanan yang olahannya praktis. Saya sendiri pun tak mengingkarinya.
Biasanya orang lebih mengenal pisang ijo sebagai kue legendaris asal Bugis. Pisang ijo memang sudah tersebar dimana-mana dan variasinya bermacam-macam. Namun, masih banyak panganan khas yang hanya tersaji di setiap momen khusus. Ini dia kue legendaris khas Bugis yang bahan bakunya pun mudah didapatkan dan sederhana
1. Sikapporo
Kue ini pernah saya coba buat saat di Bogor. Bahan dasarnya adalah santan, telur dan gula. Rasanya lembut dan manis. Warnanya kuning dan hijau lembut. Sikapporo lebih enak dimakan saat dingin.
2. Katarisala
Nah, kue ini pernah juga saya buat dan gagal. Hahaha. Bahannya terdiri dari beras ketan yang dikukus kemudian dilapisis santan dan gula merah diatasnya. Kalau lihat katarisala, biasanya mata saya berbinar-binar. Bisa dibilang ini adalah kue favorit.
3. Sanggara Balanda
Bahan dasar kue legendaris asal Bugis ini adalah pisang. Konon, dulu kue ini menjadi makanan yang sering disuguhkan untuk orang Belanda. Pisang yang dilapisi mentega, sehingga namanya menjadi Sanggara Balanda. Ya, Belanda memang punya pengaruh yang kuat terhadap cita rasa makanan Indonesia. Disebut sanggara karena pisang tersebut digoreng terlebih dahulu.
Kini, panganan ini mengikuti trend kekinian. Sanggara Balanda original biasanya ditambah toping taburan kacang, namun sekarang topingnya bervariasi. Topingnya bisa berupa keju, meses, green tea, mocca dan lain-lain.
4. Barongko
Dulu, kue ini adalah panganan khas untuk raja. Disetiap momen khusus seperti pernikahan, sunatan, aqiqah dan lain-lain, kue berbahan dasar pisang ini harus selalu ada. Kekhasannya terkuar dari baunya yang terbungkus daun pisang. Selain pisang, santan, gula dan telur juga merupakan bahan dasarnya.
5. Jalangkote
Jika empat kue sebelumnya adalah berbahan dasar manis namun kue kelima ini adalah kue gurih yang disukai banyak orang. Panganan khas ini cocok dijadikan sebagai menu berbuka puasa. Jalangkote juga sudah banyak tersebar dimana-mana.
Panganan ini berbahan sayur berupa wortel, toge, kentang dan telur rebus lalu dibalut kulit tepung yang dibentuk sedemikian rupa. Pinggirannya dipilin berbentuk ulir. Ya, panganan ini memang seperti pastel.
Meski beragam kue modern lebih berkembang, kue legendaris tetap memiliki penggemarnya sediri. Apalagi kue khas yang berasal dari daerah tertentu. Seperti kue khas bugis ini, di belahan dunia manapun, orang Bugis akan merindukannya.
Posting Komentar
Posting Komentar