Dulu, ketika anak-anak ditanya, "mau jadi apa?". Jawabannya pasti gak jauh-jauh dari polisi, pilot, dokter, guru atau bahkan presiden. Namun sekarang, jika generasi alpha ditanya kalau besar mau jadi apa, jawabannya sudah mengarah pada karir digital macam youtuber, influencer, content creator atau bahkan menjadi blogger impian.
Saya saja yang kategori usia masuk generasi millenial, ingin mengembangkan karir di ranah digital. Apalagi ketika memutuskan menjadi ibu rumah tangga (meski akhirnya bukan full time dirumah juga hehe) yang tak perlu keluar rumah sesering mungkin dan anak-anak tetap dalam pengawasan, maka menjadi seorang blogger adalah impian baru yang harus saya tekuni.
Suka Nulis, Awal Mula Menjadi Blogger Impian
Kisah ini pun berawal ketika saya masih mengenakan seragam putih biru. Saya bersyukur, meski daerah kami termasuk terpencil tapi teman-teman dekat saya mengoleksi buku-buku dan majalah baru. Saya pun kerap meminjam bacaan menarik dari mereka.Salah seorang teman penggila Kahlil Gibran bahkan tak bosan menyodorkan puisi terbarunya.
"Yus, ini baca," katanya.
"Apa ini?" bisikku sambil menerima buku tulis tersebut.
"Puisi terbaru," lanjutnya sembari sibuk meneruskan catatan pelajaran yang pasti ketinggalan banyak.
Aku menggelengkan kepala. Kahlil Gibran kerap membuatnya terinspirasi dan akhirnya bikin puisi baru ditengah pelajaran. Entah apa yang membuat kami akrab di masa putih biru saat itu karena genre bacaan kami sangat berbeda.
Dia mengoleksi semua buku Khalil Gibran sementara saya membaca Conan, Doraemon, Ghoosebumps, Harry Potter, Sapta siaga, Lima Sekawan, Slamdunk dan cerita rakyat.
Tapi, darinya saya belajar menulis. Menulislah tanpa kenal mood. Ia menulis kapan saja dan dimana saja. Di buku catatan pelajaran, di diari bersama kami, menulis saat bahagia, sedih, jatuh cinta, marah, kecewa.
Di SMA, alhamdulillah saya tetap dipertemukan dengan teman-teman pembaca dan menulis. Saat itu jamannya genre islami merebak. Tulisan-tulisan Bunda Helvy dan Asma Nadia menemani hari kami. Majalah Annida jadi perburuan tiap bulan. Selain itu, teenlit, chiklit, metropop juga menjamur.
Seorang kawan menyemangati dengan cerpen dan novel yang dia karang sendiri. Masyaallah, tulisannya kadang ditulis di buku atau diketik di komputer. Ia selalu bilang, suatu saat namanya akan terpampang di sebuah toko buku sebagai pengarang. Aamiin.
Saya ikut terpecut. Dilatarbelakangi First Lovenya Utada Hikaru dan cerpen remaja islami, saya menulis cerpen dengan judul My First Love. Nulisnya di buku notes kecil biru pakai pensil mekanik yang hits dijamannya. Epik pokoknya.
Tulisannya tentang Syifa dan Raka yang berteman sejak kecil kemudian berpisah. Setelah dewasa, mereka bertemu lagi. Raka ingat, tapi Syifa? Ternyata dia lupa punya teman masa kecil. Disitulah Raka mulai menggali ingatan Syifa dan berakhir dengan lamaran. Kan gak boleh pacaran, jadi langsung lamaran 😆.
Klise banget. Polos kayak saya jaman SMA 😆 Minim konflik dan yang pasti happy ending.
Tapi, saya belajar satu hal. Nulis aja dulu. Gak usah kebanyakan mikir, takut apalagi insecure. Yang penting terus belajar dan banyak baca
Pandemi, Selangkah Menjadi Blogger Impian
Berteman dengan banyak sebaya yang suka menulis dan membaca buku membuat cita-cita saya berubah. Mendekati ujian akhir sekolah, tiba-tiba saya ingin belok ke Jurnalistik.Tapi, cita-cita ini pun terpendam sebab tak ada yang sepakat. Sempitnya pemahaman membuat saya berpikir, kalau mau jadi penulis ya harus jadi wartawan.
Waktupun berlari dan pandemi covid menghantam dunia. Kegiatan juga lebih banyak dirumah saja. Daripada sibuk scrolling, mending cari kelas nulis, pikir saya. Dan, dari kelas nulis pertama, saya jadi kenalan lagi sama blog.
Bikin blog baru, utak atik sendiri, pusing-pusing sendiri dan memberanikan diri menaikkan level blog jadi top level domain. Nekat bin tak terencana, kalau diingat-ingat lagi. Hahaha.
Big Why Menjadi Blogger Impian
Jujurly, semangat ngeblog selama 1.5 tahun ini memang turun naik. Apalagi tanpa guru bimbingan. Memang sih ikut kelas blog disana-sini tapi belum nemu yang benar-benar ngajarin dari awal.
Alhamdulillah, kesempatan masuk kelas blogspedia gak boleh disia-siakan begitu saja. Pas dapat golden ticket, cuzz keep sendiri, gak boleh bagi-bagi hehe.
Meski sapu mar-mar (nyapu aja ya, biar lembut tapi tetep sakit juga kalau kesapu) membayangi, tapi kudu tetap kuat bertahan di kelas sampai akhir. Huks.
By the way, blogger impian itu seperti apa sih? Apakah yang banyak duit atau job disana-sini? Apakah yang adsense blognya selalu menghasilkan ratusan dollar tiap bulan? Apakah yang tulisannya banyak dishare dan menjadi inspirasi banyak orang? Atau seperti apa?
Saya sendiri mengartikan bahwa blogger impian adalah mereka yang mampu konsisten dan bermanfaat di ranah ini. Tulisan-tulisannya tak hanya menjadi pelecut bagi dirinya sendiri namun mampu menggerakkan banyak orang. Tak hanya sekedar pelepas penat namun menjadi asa bagi pembaca.
Tulisan yang sudah sampai pada titik kebermanfaatan tentu sudah mampu menerobos aral lintang. Dan untuk sampai di tahap ini, perlu big why yang kuat. So, kalau udah mau goyah, intip lagi deh big why nya. Mau jadi blogger impian kan? Yuk, catat 3 big why yang semakin memperkuat pondasi menjadi blogger impian.
1. Journaling
Salah satu alasan kenapa tag line saya adalah perjalanan rasa karena setiap fragmen hidup ingin saya tulis. Jiaahh. Apalagi perjalanan menjadi seorang ibu. Pengalaman-pengalaman inilah yang ingin saya jaga dan kenang suatu saat.Journal blog juga sebagai salah satu warisan bagi anak-anak kelak. Saat mereka sudah beranjak dewasa, anak-anak bisa membaca tulisan dan pengalaman ibunya. Syukur-syukur kelak tulisan ini menjadi referensi bagi mereka di kemudian hari.
2. Healing
Ngeblog adalah salah satu perjalanan sunyi ibu dalam memperbaiki dirinya
Quote ini saya baca di salah satu postingan instagram momblogger. Ngeblog memang membuat saya mengeluarkan semua uneg-uneg (tentu dengan cara yang elegan wkwkw).
Katanya perempuan harus mengeluarkan 20.000 kata dalam sehari dan blog jadi sarana untuk itu. Setiap selesai nulis, pikiran memang jadi lebih enteng. Alhamdulillah.
Healing murah meriah gak sih?
"Jadilah manusia yang bermanfaat"
Blog juga saya jadikan sebagai sarana sharing. Walaupun niche lifestyle tapi memang lebih banyak berbicara tentang parenting dan motherhood.
Layaknya saya yang bahagia ketika ketemu teman seperjuangan, saya juga ingin ibu-ibu yang lain merasakannya. Meski, tulisannya receh dan kadang tak ada hikmah yang bisa diambil, tapi setidaknya ada pengalaman yang bisa dibagikan. Bismillah.
Katanya perempuan harus mengeluarkan 20.000 kata dalam sehari dan blog jadi sarana untuk itu. Setiap selesai nulis, pikiran memang jadi lebih enteng. Alhamdulillah.
Healing murah meriah gak sih?
3. Sharing
Seperti yang selalu diingatkan mbak Marita mulai dari materi pertama yaitu"Jadilah manusia yang bermanfaat"
Blog juga saya jadikan sebagai sarana sharing. Walaupun niche lifestyle tapi memang lebih banyak berbicara tentang parenting dan motherhood.
Layaknya saya yang bahagia ketika ketemu teman seperjuangan, saya juga ingin ibu-ibu yang lain merasakannya. Meski, tulisannya receh dan kadang tak ada hikmah yang bisa diambil, tapi setidaknya ada pengalaman yang bisa dibagikan. Bismillah.
***
Itu dia 3 big why menulis di blog? Nah, terus bagaimana dengan cuan? Wkwkw. Tenang, ini juga menjadi tujuan tapi bukan big why. Uang hanyalah dampak dari sebuat niat yang tulus. Seperti kata nasihat dr. Gamal Albinsaid,
Kadang ada sentilan seperti itu. Keliatannya enak ya? Hehe, makanya coba dong jadi blogger. Tapi, nulis ini jadi kendala mak emak.
Mau nulis siang, udah pasti anak minta jatah main bareng. Mau nulis malam? Ngantuk. Mau nulis pagi? Selama ini saya tim pagi sih.
Tapi, seperti nasihat mbak Marita, kalau mau blog jadi passion maka harus siap menderita. Harus mau mengalokasikan waktu untuk merawat blog tiap hari. Minimal 1-2 jam.
Jadi, bagaimana membagi waktu? Apalagi anak kedua saya sudah mulai m-pasi. Duh tambah riweuh dah tuh. Hehe. Nah, ini dia 3 tips ala ibu rumah tangga untuk menjadi blogger impian
Urusan keluarga juga masih menjadi prioritas utama. Apalagi anak-anak masih batita dan sangat membutuhkan bantuan ibunya. Kecuali, jika ada deadline, baru deh kibarin bendera putih depan suami atau ngungsi dulu ke rumah orang tua. Hehe.
Prioritas ngeblog gimana? Katanya mau jadi blogger impian? Nah, pastinya luangkan waktu 30-60 menit tiap harinya. Entah itu untuk menulis, membaca ataupun utak atik blog.
Mulai riset dan bikin kisi-kisi tulisan ketika pagi atau siang pas anak tidur. Lalu, malam harinya tancap gas deh buat nulis. Huhu, bagian malam ini perlu usaha banget kalau saya, karena kadang ikut ketiduran.
Jika kita sempurnakan niat, maka Allah yang akan sempurnakan pertolongan-Nya
Tips Menjadi Blogger Impian Ala Ibu Rumah Tangga
"Enak ya jadi blogger. Nulis doang dapat duit"Kadang ada sentilan seperti itu. Keliatannya enak ya? Hehe, makanya coba dong jadi blogger. Tapi, nulis ini jadi kendala mak emak.
Mau nulis siang, udah pasti anak minta jatah main bareng. Mau nulis malam? Ngantuk. Mau nulis pagi? Selama ini saya tim pagi sih.
Tapi, seperti nasihat mbak Marita, kalau mau blog jadi passion maka harus siap menderita. Harus mau mengalokasikan waktu untuk merawat blog tiap hari. Minimal 1-2 jam.
Jadi, bagaimana membagi waktu? Apalagi anak kedua saya sudah mulai m-pasi. Duh tambah riweuh dah tuh. Hehe. Nah, ini dia 3 tips ala ibu rumah tangga untuk menjadi blogger impian
1. Atur Skala Prioritas
Dalam 24 jam sehari semalam, ada kegiatan-kegiatan yang memang harus kita lakukan. Misalnya, jika sudah masuk waktu ibadah maka segeralah. Urusan ibadah tentu bukanlah hal yang sepele. Beberapa kali pengalaman saya mengabaikan ibadah tapi urusan malah jadi keteteran. Yaa Rabb.Urusan keluarga juga masih menjadi prioritas utama. Apalagi anak-anak masih batita dan sangat membutuhkan bantuan ibunya. Kecuali, jika ada deadline, baru deh kibarin bendera putih depan suami atau ngungsi dulu ke rumah orang tua. Hehe.
Prioritas ngeblog gimana? Katanya mau jadi blogger impian? Nah, pastinya luangkan waktu 30-60 menit tiap harinya. Entah itu untuk menulis, membaca ataupun utak atik blog.
2. Buat kisi-kisi di siang hari
Cara ini saya pelajari dari mbak Jihan, sang langganan juara lomba blog. Beliau yang juga memiliki balita, mau tidak mau harus membagi waktu dengan baik.Mulai riset dan bikin kisi-kisi tulisan ketika pagi atau siang pas anak tidur. Lalu, malam harinya tancap gas deh buat nulis. Huhu, bagian malam ini perlu usaha banget kalau saya, karena kadang ikut ketiduran.
3. Menulislah di waktu produktif
Kapan waktu produktif mu? Kalau saya, di pagi hari ketika anak-anak masih tidur. Nah, pas ada moment itu datang (karena kadang anak bangun pagi banget) langsung nulis deh, jangan malah sibuk scroll media sosial.***
Gampang-gampang susah ya menjadi blogger impian itu. Kalau lihat blogger yang sukses dan terkenal, rasanya kok hidup mereka bahagia sekali dapat job terus? Hihi. Padahal mah kita tidak tau, bagaimana jungkir baliknya mereka untuk sampai di tahap itu. Seru kan jadi blogger itu? Apalagi emak-emak kayak saya yang hidupnya penuh lika liku. Hehe. Tetap semangat dan berjuang terus.
Wah, saya juga memburu Annida.. suka banget majalah itu. Sayang sekarang dah nggak terbit ya. Semangat ngeblognya ya mbak.
BalasHapusiya mbaa, sayang banget udah ga terbit 🥺
HapusMbaaa yusriii tulisannya apik pisaan 😍 ngaliir.. ga berasa baca nya udah kelar..
BalasHapusSuka banget sama statement "nulis aja dulu..." perlu dipraktikkan nih
Kujuga alhamdulillah bisa join di blogspedia coaching nih mbaa, maa shaa Allah dikasih ilmunya sampe tumpeh2.. walaupun suka was2 juga sama sapuan coach marita 😁 halus sih tapi... hhi
Semoga kita bisa tuntas dan lulus ya mbaa 🤗
yookk yookk semangat sampe tuntas 😍
HapusBlognya enak sekali dilihat, tulisannya enak dibaca. Semoga saya bisa segera seperti ini ya ka.. Oiya paling tergelitik dengan tulisan "jangan sibuk scroll media sosial" betul yah kalo liat medsos aja bisa berlama-lama masa gak punya waktu untuk menulis.
BalasHapusbener mbaa, paling ga kerasa tuh kalo udah buka medsos 😁
Hapusbetul banget, gampang-gampang susah atur waktunya apalagi jika kegiatan dunia nyata menyita banyak perhatian, dunia maya hampir tak terjamah
BalasHapusyuk mbak saling menyemangati untuk jadi narablog yang kece badai
yuukk yuukk semangatt mbaa.. bismillah
HapusMaasya Allah ibuk ini, sukaa sekali kata2nya ngeblog adalah perjalanan sunyi ibu2 untuk memperbaiki dirinya, seperti kontemplasi yaa, mencurahkan isi hati.hehehe. Jgn kapok yaa aku tanya2 terus,hehehe.. miss u mbak yusri
BalasHapus