Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) adalah sebuah cerpen yang pernah saya baca ketika masih mengenakan putih abu-abu. Umurnya udah puluhan tahun ya sob, tapi kebeningan ceritanya masih terasa hingga kini.
Mas Gagah, Sosok Kakak Idaman
Semuanya bermula dari penuturan Gita (tokoh adik) tentang kakak tersayangnya. Mas Gagah yang dulu dibangga-banggakan dan menjadi kecintaan semua orang tiba-tiba berubah.Mulai dari selera musik, gaya pakaian, humor hingga ,emoh bersalaman dengan teman-teman Gita. Sang adik merasa kehilangan sahabat, teman dan tempat curhat.
Perubahan itu diikuti dengan sosok Gagah yang makin islami. Shalat tepat waktu, berjenggot tipis, dan suka mendengar nasyid. Bahasannya agama mulu dan Gita pun curiga. Jangan-jangan Mas Gagah ikut kelompok ektrimis?
Benarkah sangkaan Gita? Hehe, gak mau spoiler ah, kasian yang belum baca cerita ataupun nonton filmnya.
KMGP, Pelopor Cerita Islami Tentang Kejujuran
Jujur, saya baca cerita pendek ini berulang kali dan setiap membacanya, air mata ikut mengalir. Yups, kisahnya begitu menyentuh dan menggugah.Ketika Mas Gagah Pergi lahir berkat tugas mata kuliah sastra populer penulisnya di tahun 1992. Whuoo.. Kalau soby millenial kayaknya masih balita nih hehe.
Sang penulis ingin membuat karya mengenai tulisan yang sarat dengan keislaman. Saat itu masih jarang banget. Dan, KMGP memang dinilai sebagai pelopor cerita islami tentang kejujuran.
Sangat khas remaja, bahasanya ringan namun mengena dan rasa kekeluargaannya dapat banget. Aahh.. saya pribadi menganggap bahwa cerita ini belum ada tandingannya.
Kejujuran sang penulis juga yang membuat kisah ini menjadi kebaikan bagi banyak orang. Setiap orang yang komen tentang KMGP adalah cerita perubahan ke arah lebih baik. MasyaAllah... tulisan yang jadi ladang amal. Semoga tulisan di blog ini juga begitu.
Tak hanya itu, KMGP juga adalah tentang kejujuran rasa dan kerinduan sosok pemuda islami yang teguh memegang prinsip. Arus jaman yang semakin liar membuat kita harus selalu waspada.
Sosok Dibalik KMGP
Tak lengkap rasanya jika tak menceritakan siapa penulis dibalik KMGP. Kisah ini juga yang membuat beliau dinobatkan sebagai 500 orang berpengaruh di dunia.Adalah Helvy Tiana Rosa, sosok yang sangat inspiratif. KMGP adalah karyanya yang kesekian dan sanggup membuat pembacanya selalu terenyuh.
Saya sendiri selalu kagum dengan karya-karya beliau. Bunda Helvy selalu punya semangat yang membuat orang lain ikut tergugah. Terbukti kan KMGP juga mampu menggerakkan orang lain menjadi lebih baik.
Sekitar tahun 2014, saya pernah bertemu beliau secara langsung. Rasanya bahagia banget. Sayang, saat itu handphone masih belum canggih, foto bersama beliau pun hilang. Hiks.
Helvy Tiana Rosa, Penulis Favorit
Ya, bunda Helvy adalah penulis favorit saya sejak remaja. Ketika beliau meluncurkan majalah Annida, sejak itulah saya jatuh cinta pada karyanya.Beliau memiliki ketajaman batin seorang penulis. Karyanya jujur dan sarat tentang kemanusiaan. Baca saja tentang Bukan di Negeri Dongeng, Juragan Haji atau Hayya.
Kecintaannya pada kepenulisan membuat bunda Helvy mendirikan Forum Lingkar Pena dan menjadi cikal bakal lahirnya penulis muda lainnya. Tak hanya itu, HTR juga melahirkan majalah Annida kiblat bacaan remaja islam saat itu. Sayangnya, Annida sudah tidak produksi di tahun 2019. Sedih, padahal banyak banget inspirasi, motivasi dan tips-tips kepenulisan yang dimuat.
Darah seniman memang sangat kental di darahnya. Ayahnya adalah salah satu penyanyi dari Ivo bersaudara yang juga pandai menciptakan lirik lagu. Beberapa lagu ayah bunda HTR bahkan meledak di pasaran.
Sejak kecil kedua orangtuanya menyuguhkan bacaan. Meski itu buku yang dibeli dari tukang loak sebab ekonomi yang masih terbatas. Namun, berkat itu semua, lahirlah karya-karyanya yang sangat erat dengan kehidupan. Jujur, orisinil dan sarat hikmah.
Koran Tempo bahkan menjuluki bunda HTR sebagai lokomotif muda Indonesia. Ini semua berkat kegigihan dan ketekunan beliau dalam berkarya.
PUISI UNTUK SEORANG IBU YANG MENDOBRAK PULAZIIni adalah salah satu karya puisi bunda HTR yang seringkali membuatku merenung dan Berjengat. Kisah tentang seorang ibu yang senantiasa menabur kebaikan. Beliau, Almarhumah Yoyoh Yusroh, juga seorang yang sangat saya kagumi. Pengabdiannya di Senayan berbanding lurus dengan anaknya yang hafidz-hafidzah. Masyaallah, lain kali saya cerita tentang beliau ya.
(Untuk Yoyoh Yusroh)
Seperti mendengar lagi namamu
dibawa angin ke berbagai benua
berdenyar di nadi-nadi waktu
Matahari yang leleh memahat langkahmu
yang tak pernah lelah sebagai jejak cahaya
pada musim-musim airmata dan darah
Adakah ibu yang hidupnya tanpa istirahat selama itu?
Mendobrak pulazi-pulazi yang tumbuh dari kelaliman
melipatnya dalam sapu tangan bunga
yang kau pakai untuk mengusap keringat kanak-kanak Palestina
Hidup bagimu adalah mengabdi Illahi
dan perjuangan membahagiakan sesama dari rumah tangga hingga ke tingkat dunia
Tak seperti yang lain, politik adalah jalan yang kau luruskan sepenuh cinta
Kau terus menebar maslahat,
Ibu tanpa menghitung,
tanpa hirau posisi di dunia
namun kau, sering tak bisa pejamkan mata
sebab resah memikirkan tempatmu kelak di akhirat
padahal engkau adalah orang yang selalu bersandar pada Alquran
Oh ibu Indonesia, ibu Palestina, Ibu segala benua
Kau embun yang menetes di lara dunia dalam ada dan tiada
menjelma binar kekal di pucuk-pucuk semesta cinta…
(14 Agustus 2011)
Tips Menulis Ala Helvy Tiana Rosa
Seringkali, beliau membagikan tips menulis ketika menjadi narasumber dalam seminar atau workshop kepenulisan. Seperti yang saya kutip dari Kompasiana (ditulis oleh Nana Arif), tips menulis yaitu
- Jadikan aktivitas menulis itu kebiasaan. Layaknya mandi, gosok gigi dan sebagainya, menulis memang harus menjadi bagian aktivitas sehari-hari.
- Latihan yang banyak. Saya pernah baca dari seorang sastrawan, cantolkan kebiasaan menulis ke habit sehari-hari kita. Misalnya, menulis setiap setelah makan besar. Tak perlu banyak, cukup 1 paragraf atau 10 menit.
- Menulislah. Langsung praktek tanpa basa basi apalagi banyak pikiran. Tulislah apa saja tanpa banyak alasan.
- Tulislah apa yang kita ketahui dan mengerti dan buatlah orang lain mengerti isi tulisan kita.
- Menulis dengan kualitas dan jadilah penulis yang produktif.
- Menulis ada terapi jiwa. Keriangan ataupun kegundahan dapat dijadikan sumber tulisan yang bermanfaat bagi orang lain dan utamanya, diri sendiri.
Two thumbs up ya buat kedua bersaudara ini sob. Saling mendukung satu sama lain. Semoga kita juga tetap bersemangat mengikuti jejak kepenulisan keluarga bunda Helvy. Btw, siapa penulis favorit yang juga menginspirasi kamu? Boleh cerita di komentar ya
Posting Komentar
Posting Komentar