Sob, jika saya bertanya, siapa Trinity, Gita Savitri atau Raditya Dika? Kira-kira di benak kalian menjawab apa? Pertanyaan yang mudah dan gampang ditebak kan? Artinya, strategi personal branding mereka sudah berhasil karena kita tak perlu susah payah hingga minta bantuan mbah google untuk menjawab pertanyaan tadi.
Berbeda jika saya bertanya, siapa yusriah? Hmmm..semoga gak ada yang sampai buka yellow page atau bahkan kitab sutasoma. Wkwkw. Jadi, kira-kira kamu ingin dikenal sebagai apa? Terutama di era media sosial seperti hari ini. Dan, pertanyaan yang lebih mendalam adalah ingin dikenang sebagai apa ketika jasad sudah kaku? Hiiks, jangan horor dulu ya.
Misal kayak gini, jika ada yang tanya, "Punya rekomendasi nama blogger gak? Gue ada kerjaan nih, butuh cepat dan professional". Kira-kira, jika pertanyaan tersebut diajukan, apakah nama kita langsung muncul dibenak orang yang ditanya atau malah tidak terpikir sama sekali?
Alhamdulillah, ini satu hal yang patut saya syukuri. Terus bermanfaat dan bermakna untuk orang lain. Maka, harus perkuat strategi personal branding untuk meluaskan dampak positif.
Sebelum memulai personal branding, ada baiknya kita tahu hal apa yang menjadi minat diri. Jangan takut untuk mencoba hal baru yang menarik hati. Lalu, tanya pada diri sendiri apakah hal ini menghidupkan jiwa atau tidak.
Seperti awalnya saya mencoba banyak hal, lalu dikerucutkan menjadi seorang mama blogger. Meski, kegiatan lainnya tidak sama sekali off karena canva sendiri masih saya gunakan. Namun, menyederhanakan kegemaran membuat kita lebih tajam dalam membangun personal branding.
Menjadi otentik adalah modal dasar dalam memberikan gambaran diri. Keunikan diri akan membuat kita lebih mudah diingat.
Travel blogger, food blogger atau financial blogger umumnya bisa membuat orang menoleh pada kita. Saya sendiri lebih mengerucut pada mama blogger dan berusaha mengaitkan segala bahasan dengan pengasuhan atau keluarga. Jadi berusaha untuk tidak keluar dari core-nya.
Jika kita sudah mengenali diri sendiri maka saatnya menguatkan personal brand dengan sharing via media sosial. Selain sebagai salah satu teknik SEO, berbagi melalui media sosial memudahkan pencari job menemukan blog kita. Haha.
Jujur, bagian ini bisa dibilang saya belum mampu konsisten. Kadang merasa tak ada waktu untuk sharing di media sosial kecuali ada tugas untuk itu. Jangan ditiru ya sob.
Branding diri secara konsisten akan menguatkan gambaran diri tentang kita. Meski awalnya tak dilirik tapi lama-lama orang akan mengetahui siapa kita.
Ini memang tantangan banget bagi mama part time macam saya. Malam waktunya habis untuk membaca dan siang mengurus domestik. Tapi, semuanya perlu kerja keras kan? Yuk bisa yuk.
Strategi personal branding sebagai mama blogger sebenarnya adalah bagaimana jujur tentang diri sendiri. Orang akan mudah melihat diri kita yang otentik dan unik. Yes, you are limited edition. Btw, kira-kira strategi apa lagi ya untuk branding diri sebagai blogger?
Berbeda jika saya bertanya, siapa yusriah? Hmmm..semoga gak ada yang sampai buka yellow page atau bahkan kitab sutasoma. Wkwkw. Jadi, kira-kira kamu ingin dikenal sebagai apa? Terutama di era media sosial seperti hari ini. Dan, pertanyaan yang lebih mendalam adalah ingin dikenang sebagai apa ketika jasad sudah kaku? Hiiks, jangan horor dulu ya.
Apa Itu Personal Branding
Personal branding tidak sama dengan pencitraan ~ Sophia MegaDalam bukunya Lo Ngerti Siapa Gue, Sophia Mega menjelaskan bahwa setiap orang sebenarnya punya personal brand masing-masing. Namun, pertanyaan berikutnya adalah apakah personal brandnya kuat atau lemah. Disinilah perlu strategi untuk membangun personal branding. Maka, jika orang lain menyebut nama kita, dibenaknya sudah ada bayangan kita itu siapa.
Misal kayak gini, jika ada yang tanya, "Punya rekomendasi nama blogger gak? Gue ada kerjaan nih, butuh cepat dan professional". Kira-kira, jika pertanyaan tersebut diajukan, apakah nama kita langsung muncul dibenak orang yang ditanya atau malah tidak terpikir sama sekali?
Dari kasus seperti diatas maka muncul statement bahwa
Personal branding adalah jika lo dibicarakan dan gak ada lo disitu
Tapi maksudnya pembicaraannya positif ya sob, bukan mengarah ke hal-hal negatif. Apalagi, kita mampu membangun brand kita sendiri melalui media sosial. Strategi dan trik yang tepat akan menguatkan personal brand kita.
Lika-liku Membangun Personal Branding Sebagai Mama Blogger
Tahun 2019, saya diminta bergabung dalam tim pembentukan buku yang diadakan oleh alumni kampus. Dari situ lahir New Life New Love yang penuh perjuangan panjang. Capek tapi senang karena saya jadi tahu banyak tentang lika - liku menerbitkan buku hingga proses marketing.
Sebagai ibu rumah tangga yang aktivitasnya lebih banyak dirumah, melahirkan buku menjadi healing tersendiri. Ditengah lirikan dan gumaman lirih "emang gak sayang ijazahnya apa?", disanalah saya kembali merasakan bahwa menulis adalah me time yang sangat produktif.
Pandemi menghadang dan aktivitas menjadi 100% dirumah bersama bayi, cucian, piring kotor dan pikiran bingung "hari ini masak apa?". Haha. Entah kenapa sekarang jadi lucu jika diingat-ingat lagi. Di tahun covid inilah saya mulai menjamah banyak hal. Mulai dari belajar canva, medibang paint, belajar menulis hingga ngeblog lalu bergabung dengan komunitas blogger dan ketemu blogspedia.
Perjalanan panjang ya sob. Proses menemukan hal-hal yang betul-betul kita inginkan memang tidak mudah. Rasanya seperti banyak waktu yang terbuang, energi, belum lagi materi, keberanian untuk mengalahkan rasa takut dan khawatir serta insecurity yang kerap kali datang.
Tapi, entah kenapa rasanya nikmat. Proses jatuh bangunnya, meski melelahkan tapi muncul bahagia. By the way, perjalanan saya memang belum seberapa dibanding blogger lain tapi memang prosesnya berliku. Hehe.
Proses mengenali diri sendiri memang perjalanan yang sangat abstrak. Ini bukan perjalanan yang sudah tentu tujuan dan arahnya macam perjalanan dari Makassar ke Jakarta. Satu hal yang perlu dilakukan adalah tidak takut mencoba apapun.
Berawal dari keinginan mengabadikan kenangan masa kecil anak, merekam perjalanan sebagai istri dan ibu juga mencatat hal-hal penting dari apa yang ditemui dimana saja mengukuhkan diri saya menjadi seorang blogger, tepatnya mama blogger yang banyak mau. Haha. Inginnya fokus pada parenting saja, tapi belum sanggup jadi peternak blog sehingga satu blog tapi isinya rame.
Sebagai ibu rumah tangga yang aktivitasnya lebih banyak dirumah, melahirkan buku menjadi healing tersendiri. Ditengah lirikan dan gumaman lirih "emang gak sayang ijazahnya apa?", disanalah saya kembali merasakan bahwa menulis adalah me time yang sangat produktif.
Pandemi menghadang dan aktivitas menjadi 100% dirumah bersama bayi, cucian, piring kotor dan pikiran bingung "hari ini masak apa?". Haha. Entah kenapa sekarang jadi lucu jika diingat-ingat lagi. Di tahun covid inilah saya mulai menjamah banyak hal. Mulai dari belajar canva, medibang paint, belajar menulis hingga ngeblog lalu bergabung dengan komunitas blogger dan ketemu blogspedia.
Perjalanan panjang ya sob. Proses menemukan hal-hal yang betul-betul kita inginkan memang tidak mudah. Rasanya seperti banyak waktu yang terbuang, energi, belum lagi materi, keberanian untuk mengalahkan rasa takut dan khawatir serta insecurity yang kerap kali datang.
Tapi, entah kenapa rasanya nikmat. Proses jatuh bangunnya, meski melelahkan tapi muncul bahagia. By the way, perjalanan saya memang belum seberapa dibanding blogger lain tapi memang prosesnya berliku. Hehe.
Proses mengenali diri sendiri memang perjalanan yang sangat abstrak. Ini bukan perjalanan yang sudah tentu tujuan dan arahnya macam perjalanan dari Makassar ke Jakarta. Satu hal yang perlu dilakukan adalah tidak takut mencoba apapun.
Berawal dari keinginan mengabadikan kenangan masa kecil anak, merekam perjalanan sebagai istri dan ibu juga mencatat hal-hal penting dari apa yang ditemui dimana saja mengukuhkan diri saya menjadi seorang blogger, tepatnya mama blogger yang banyak mau. Haha. Inginnya fokus pada parenting saja, tapi belum sanggup jadi peternak blog sehingga satu blog tapi isinya rame.
Perlukah Personal Branding ?
Hiduplah seperti bunga dandelion. Dandelion tidak secantik mawar, tidak seindah lili, tidak seabadi edelweis. Dandelion tidak memiliki mahkota yang membuatnya tampak menarik. Dandelion juga tidak sewangi melati. Tapi dandelion adalah bunga paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh di antara rerumputan liar, di celah batu. Dandelion terlihat rapuh, tapi begitu kuat, begitu indah, begitu berani. Tidak peduli seberapa hancurnya dirimu sekarang, kamu punya kesempatan untuk mengembalikan kekuatanmu lagi ~ Serendipity
Curahan hati yang saya tumpahkan di blog pribadi jangan sampai hanya jadi ajang buang rasa. Meski itu sebenarnya tidak apa-apa tapi karena disimpan ditempat yang mudah orang mengaksesnya maka harus ada nilai edukasi. Intinya agar perjalanan rasa ini semakin manfaat.
Syukur-syukur jika tulisan-tulisan ini bisa berdampak, minimal untuk teman sendiri atau ibu-ibu yang pernah merasakan kegalauan yang sama.
Perlahan saya mulai merasakan intangible benefit menjadi seorang blogger. Punya wadah untuk menyalurkan minat, relasi meluas, kepercayaan orang lain hingga tawaran pekerjaan.
Syukur-syukur jika tulisan-tulisan ini bisa berdampak, minimal untuk teman sendiri atau ibu-ibu yang pernah merasakan kegalauan yang sama.
Wah Yusri sekarang penulis ya, keren atau Ajarin ngeblog dongDua tiga teman secara tak langsung mulai melabeli saya. Memang dianggap sebagai penulis dan bagi saya tak masalah karena salah satu aktivitas ngeblog ya menulis. Meski kerjaan blogger lebih daripada itu. Haha.
Perlahan saya mulai merasakan intangible benefit menjadi seorang blogger. Punya wadah untuk menyalurkan minat, relasi meluas, kepercayaan orang lain hingga tawaran pekerjaan.
4 Strategi Personal Branding Ala Mama Blogger
Alhamdulillah, ini satu hal yang patut saya syukuri. Terus bermanfaat dan bermakna untuk orang lain. Maka, harus perkuat strategi personal branding untuk meluaskan dampak positif.
- Lakukan Apapun yang Disuka
Sebelum memulai personal branding, ada baiknya kita tahu hal apa yang menjadi minat diri. Jangan takut untuk mencoba hal baru yang menarik hati. Lalu, tanya pada diri sendiri apakah hal ini menghidupkan jiwa atau tidak.
Seperti awalnya saya mencoba banyak hal, lalu dikerucutkan menjadi seorang mama blogger. Meski, kegiatan lainnya tidak sama sekali off karena canva sendiri masih saya gunakan. Namun, menyederhanakan kegemaran membuat kita lebih tajam dalam membangun personal branding.
- Mengenali Diri Sendiri
Menjadi otentik adalah modal dasar dalam memberikan gambaran diri. Keunikan diri akan membuat kita lebih mudah diingat.
Travel blogger, food blogger atau financial blogger umumnya bisa membuat orang menoleh pada kita. Saya sendiri lebih mengerucut pada mama blogger dan berusaha mengaitkan segala bahasan dengan pengasuhan atau keluarga. Jadi berusaha untuk tidak keluar dari core-nya.
- Memaksimalkan Sosial Media
Jika kita sudah mengenali diri sendiri maka saatnya menguatkan personal brand dengan sharing via media sosial. Selain sebagai salah satu teknik SEO, berbagi melalui media sosial memudahkan pencari job menemukan blog kita. Haha.
Jujur, bagian ini bisa dibilang saya belum mampu konsisten. Kadang merasa tak ada waktu untuk sharing di media sosial kecuali ada tugas untuk itu. Jangan ditiru ya sob.
- Konsisten
Branding diri secara konsisten akan menguatkan gambaran diri tentang kita. Meski awalnya tak dilirik tapi lama-lama orang akan mengetahui siapa kita.
Ini memang tantangan banget bagi mama part time macam saya. Malam waktunya habis untuk membaca dan siang mengurus domestik. Tapi, semuanya perlu kerja keras kan? Yuk bisa yuk.
Summary
Strategi personal branding sebagai mama blogger sebenarnya adalah bagaimana jujur tentang diri sendiri. Orang akan mudah melihat diri kita yang otentik dan unik. Yes, you are limited edition. Btw, kira-kira strategi apa lagi ya untuk branding diri sebagai blogger?
4 strategi yang menginspirasi mom, catatan penting buat saya pribadi saat membangun branding sebagai blogger.
BalasHapussemangaattt bu tikaaa😍
HapusKeren nii mama yang nyambi jadi penulis konten dan blog. Semoga energi positifnya menular ke seantero jagat maya ya mbaa :3
BalasHapusthankyou tipsnyaa sangat aplicable untuk newbie kayak akuuu
MasyaAllah saya aminkan ya tentang konten creator.. semoga Allah senantiasa mudahkan
HapusKetika fokus ke blog, sosmed entah berantah, semoga bisa nular ilmu dan semangatnya kesayangan umm
BalasHapussemangaatt ummaa.. semoga tetap menebar manfaat dan inspirasi
HapusPadat dan jelas, makasi sharing nyaa mbaa..
BalasHapusBtw desainnya selalu rapiiii 😍
semoga bermanfaat yaa dek 😇
Hapus