Aroma sangit menyeruak hidung ketika saya membuka mobil. Mata kemudian membelalak mencari keberadaan hewan yang memang ingin dikunjungi dari tadi malam. Tampak seorang pengunjung taman kalong Soppeng mengarahkan kamera hapenya keatas pohon dan mata saya ikut menelusuri.
Ratusan atau bahkan ribuan hewan nokturnal itu bergelantungan diantara dahan pohon asam. Sayapnya menutup dan mereka tidur dalam damai. Kalong-kalong yang berjuntai tersebut seperti daun jika dilihat dari kejauhan.
Sejarah dan Mitos Kalong di Soppeng
Konon, Kalong atau Kelelawar di Soppeng sudah ada sejak raja pertama didaulat. Ada perjanjian khusus antara Lemmalata, Raja Pertama Soppeng dengan Kalong.
Tak boleh memakan buah dan sayuran warga, tidak mengganggu dan menyerang warga adalah sebagian dari perjanjian yang mereka buat. Sebaliknya, warga Soppeng juga tak boleh mengganggu dan menebang pohon asam. Kalong ini kemudian mendiami jantung kota Soppeng dan hidup berdampingan bersama masyarakat.
Sebagaimana halnya permandian air panas Lejja, taman Kalong Soppeng juga memiliki mitos unik. Katanya, sesiapa yang terkena kotoran (tahi) kelelawar maka akan berjodoh dengan orang Soppeng. Lucunya, salah seorang blogger pernah mencoba berdiam lama dibawah pohon asam namun tak pernah ada kotoran Kalong yang jatuh.
Menurut warga disana, ribuan Kalong memang tak pernah sembarangan menjatuhkan kotorannya ke atas tubuh orang. Padahal, saya menyaksikan sendiri lho sob, ribuan Kalong menjatuhkan sejumlah kotoran dan menempel diatas paving taman.
Mitos lainnya yaitu Kalong di percaya sebagai penjaga kota Soppeng. Pernah suatu hari Kalong meninggalkan pohon asam dan tak lama kemudian terjadilah perang. Sejak itu, warga malah takut jika Kalong-Kalong ini meninggalkan mereka.
Kenapa Harus Berkunjung ke Taman Kalong Soppeng
Jika ada yang bertanya, apa sih menariknya melihat Kalong-Kalong yang bergayut di pohon asam? Kan bau dong, belum lagi kotorannya yang tersebar di pinggir taman yang menyebabkan pengunjung susah duduk.
Sini-sini, yuk kita bahas satu persatu
- Wisata Edukasi Murah Meriah
Ini salah satu wisata murah meriah alias tanpa modal sob. Hihi, mana ibu-ibu pecinta gratisan? Tekad pemerintah setempat untuk membuat wisata edukasi yang tanpa pungut bayaran memang patut diacungi jempol. Meski gratis, taman Kalong terlihat bersih dan rapi sob.
Bunga berderet cantik dan daun-daun yang jatuh juga kerap disapu. Pengunjung mana pun akan terlihat betah berada di taman Kalong yang terawat.
- Letak Strategis
Sampingnya ada masjid raya Darussalam, lalu tak jauh ada kantor walikota juga bangunan bersejarah Vila Yuliana. Letak taman Kalong memang strategis sebab berpusat ditengah kota. Jika pun ada pendatang baru ke kota Soppeng, maka dengan cepat mereka akan mendapati taman ini.
- Tempat Ramah Anak
Anak pertama saya bebas berlarian di lahan yang luas dan bersih. Yakin banget sih, anak manapun gak akan tahan lihat taman luas untuk dieksplorasi.
Sayangnya, bekas hujan semalam masih ada. Kakak malah melompat diatas genangan air dan tak lama terpeleset. Untungnya kami membawa baju ganti. Emang sudah jadi aturan main bagi ibu yang punya balita ya sob, kudu bawa baju ganti beberapa helai.
- Playground Khusus Anak
Ada satu lagi yang membuat anak-anak girang berkunjung ke taman ini yaitu mainannya yang kumplit. Mulai dari seluncuran, jungkat jungkit, ayunan, besi-besi buat gelantungan dan tangga. Hahaha. Kayaknya tangga jadi favorit anak-anak dimanapun ya sob.
Kami kesana ketika matahari sedang dipuncak, jadi beberapa mainan tak dapat digunakan karena panas. Tapi, melihat mainan-mainan itu saja mereka sudah senang bukan kepalang.
Kami kesana ketika matahari sedang dipuncak, jadi beberapa mainan tak dapat digunakan karena panas. Tapi, melihat mainan-mainan itu saja mereka sudah senang bukan kepalang.
- Banyak Spot Foto
Mau punya banyak foto keren? Taman Kalong Soppeng salah satu pilihan terbaik. Ada satu spot foto dimana sayap Kalong sedang membuka dan pengunjung dapat foto ditengah-tengah. Jadi kelihatan seperti kita yang punya saya sob. Seru ya?
Taman ini juga punya bola yang terbuat dari sementara dan membuat saya teringat pada jalan Asia Afrika di Bandung. Selain itu, taman Kalong dikelilingi bangunan lama yang bisa dijadikan spot foto. Pecinta vintage pasti senang banget nih ada disini.
- Surganya Kuliner
Sobat yusri, taman Kalong tak hanya menang secara strategis wilayah tapi juga dikelilingi oleh berbagai macam kuliner. Para penjual berkumpul di satu titik di samping masjid dekat parkiran mobil.
Berkunjung kesini seperti sekali menepuk dua tiga lalat mati. Sekali jalan tapi banyak tempat yang dituju. Hemat waktu, tenaga dan mungkin juga uang. Hehe.
Waktu yang Tepat Berkunjung Ke Taman Kalong
Saat kami berkunjung kesana di siang hari, kalong-kalong diam saja bertengger. Tak terusik dengan deru kendaraan, perbincangan manusia atau suara toa masjid.
Menurut pengunjung yang lain, Kalong akan beraksi ketika lembayung mulai muncul. Matahari diam-diam tergelincir dan bulan akhirnya nampak. Saat itulah kawanan kalong mengepakkan sayapnya dan bersama-sama mencari makan diluar sana. Pemandangan indah dan menakjubkan bagi pengunjung yang menyaksikannya.
Jaminan Pemerintah Terhadap Kalong
Beruntung, berkat masa lalu yang erat dengan kalong maka pemerintah setempat sangat peduli dengan kehidupan Kalong di Soppeng. Ada peraturan daerah yang mengatur tentang kewajiban setiap orang untuk menjaga kelestarian hewan tersebut. Contohnya dilarang berburu kalong dan menebang pohon tempatnya bermukim
Selain kewajiban, ada juga sanksi bagi masyarakat yang melangar. Dendanya tak tanggung sob. Masuk bui atau denda dengan membayar. Hal ini dilakukan sebab terjadi penurunan spesies vampyrus ini baik kuantitas maupun secara kualitas.
Sayonara Kalong
Cuaca Soppeng sejak kemarin memang mendung. Siang itu, awan hitam tak mampu lagi membendung air yang ditampungnya. Alhamdulillah, hujan tak serta merta tumpah. Hanya rintik perlahan tapi sukses mengiring kami ke mobil untuk berteduh. Soppeng yang darisananya sudah dingin menjadi bertambah-tambah.
Dadah taman kalong Soppeng. Belum puas rasanya berkunjung ke tempat ini. Masih banyak hal yang perlu dieksplor lagi. Sobat yusri ada yang sudah berkunjung ke tempat ini? Atau sudah pernah wisata kalong ke daerah lain?
Mengingat mitos, ada yang lucu juga terjadi di keluarga saya. Bapak saya orang Soppeng (sebenarnya ada Wajonya juga tapi besar di Soppeng), ibu saya orang Gorontalo. Ibu saya pernah ikut sahabatnya ke Soppeng dan mandi di sungai yang kebetulan tidak jauh dari rumah nenek dan tante saya. Oleh temannya dikatakan nanti ibu saya akan berjodoh dengan orang Soppeng. Eh kejadian :D
BalasHapusLalu suami saya. Sewaktu SD pernah tenggelam di pemandian alam Ompo (beliau orang Bugis Sidrap-Pinrang yang tinggal di Pare-pare ... sekian tahun kemudian menikah dengan saya :D