Sekian tahun lalu, saya terlibat dalam pengembangan proyek sebuah yayasan di Bogor. Bidangnya ke arah pembelajaran Alquran. Awal kegiatannya berupa tahsin dan tahfidz khusus dewasa namun lambat laun merambah ke anak-anak.
Yayasan itu pun kemudian membuat taman kanak-kanak khusus Al-Quran. Di kota-kota besar, sekolah jenis ini memang sangat diminati.
Ya, pergaulan dan kemajuan membuat miris akhir-akhir ini. Anak menyakiti orangtua atau sebaliknya, bahkan perundungan antar sebaya bukan lagi sesuatu yang asing. Orangtua mana yang tak takut melepas anaknya jaman sekarang.
Pentingnya Mengajarkan Al-Quran Sejak Dini
Sebaiknya pengenalan Al-Quran dimulai dari usia dini. Anak di fase ini memiliki daya belajar yang kuat. Fitrahnya memang senang belajar .
Saya ingat ketika seorang orangtua murid tiba-tiba bercerita jika anaknya murojaah hafalan Al-Quran ketika sedang bermain. MasyaAllah. Ternyata ayat-ayat yang sering dilafalkan di sekolah terekam jelas dimemorinya.
Tips Mengenalkan Anak Pada Al-Quran Sejak Dini
Fase balita memiliki pendengaran yang sangat kuat. Bahkan menurut penelitian, indera pendengaran ini memang tumbuh sempurna sejak di kandungan. Pantas saja ya, janin di perut bereaksi saat diajak bicara.
Tapi, bagaimana sih cara mengajarkan anak Al-Quran sejak dini? Nah, ini beberapa pengalaman pribadi saya ya.
- Metode talqin atau memperdengarkan bacaan Al-Quran adalah salah satu cara yang kami lakukan dalam proses belajar mengajar
Talqin boleh melalui speaker Al-Quran yaitu dengan mendengarkan bacaan seorang syaikh atau melalui bacaan gurunya. Tentu gurunya juga harus lulus tahsinnya. Bisa berabe dong kalau engga. Hehe.- Mulailah saat kondisi anak tenang dan nyaman
Pastikan anak dalam keadaan siap ketika akan belajar Al-Quran. Cek apakah anak sudah makan, geraknya sudah cukup ataupun kebutuhan emosinya sudah tersalurkan. Dulu, setiap pagi sebelum memulai kelas, kami ajak anak berolahraga ataupun memulai dengan cara menyenangkan. Juga menanyakan kondisi mereka hari ini. Mengetahui kebutuhan anak akan membuat kita lebih mudah mengontrol ekspektasi.- Mulai dengan ayat-ayat pendek atau pilihan
Seorang trainer Al-Quran mengatakan bahwa anak bisa menyerap ayat apapun. Panjang ataupun pendek. Maka, potong-potonglah ayat tanpa mengubah maknanya. Biasanya dimulai dari juz 30 yang ayatnya lebih pendek atau bisa dengan ayat pilihan. Seperti Al-Mulk, Al-Kahfi atau surat Yasin. Anak-anak cenderung cepat melafalkan surat yasin karena mungkin sudah terbiasa mendengar bacaan suratnya.
Posting Komentar
Posting Komentar