Punya pengalaman bagaimana cara introvert bersosialisasi? Sebagai seorang introvert dengan hasil test MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) yaitu INFP, saya punya segudang cerita. Ini kisah lama yang sebenarnya ingin dilupakan saja tapi jadi pembelajaran yang sangat penting juga di masa depan.
Saat itu keringat bercucuran. Tangan gemetar hebat dan berulang kali meremas tangan satunya. Berusaha mentransfer rasa cemas dan gugup yang hinggap. Oya, kejadian ini sudah lebih dari 1 dekade namun masih teringat jelas bagaimana perasaan saya saat itu.
Wajah merah padam. Mulut terbata-bata bahkan saya bisa menghitung berapa huruf eee yang terucap. Mahasiswa yang duduk didepan saya sampai tak berani menatap. Entah apa yang dipikirkan puluhan mahasiswa yang hadir saat itu. Saya tak mau memikirkan itu. Satu saja yang ingin saya lakukan. Cepat-cepat menyudahi sesi ini dan menghilang di dalam tembok kamar. Kejadiannya memang sudah lebih dari 1 dekade tapi masih teringat jelas bagaimana perasaan saya saat itu.
Jadi, salah seorang adik kelas meminta untuk jadi pemateri di salah satu kegiatan mereka. Kebetulan temanya cocok dengan saya yang saat itu jadi staf di kementerian sosial masyarakat BEM ITS. Karena staff lain sudah pulang kampung, maka terpaksa saya menerima permintaannya. Sungguh tantangan yang detik ini menjadi pembelajaran terbaik hingga kini.
Dulu, saya mana tahu punya kepribadian intovert. Tes dari latihan kepemimpinan tingkat dasar dari BEM Institut hanya mengkategorikan tipe kepribadian plegmatis, koleris, melankolis dan sanguinis. Hasil tes itu sendiri menunjukkan kalau saya termasuk orang melankolis dan plegmatis.
Gak melankolis banget sih, apalagi sampai melankolis perfect. Cukup melankolis karena selalu mendasari sesuatu dengan perasaan dan plegmatis yang senang dengan kedamaian.
Nah, setelah tes MBTI berkembang, saya juga mencobanya dan cenderung introvert. Kening saya berkerut. Introvert? Emang saya se-pemalu itu? Tidak juga. Tapi, jika diminta memulai pembicaraan dengan orang baru memang saya kesulitan. Apalagi jika jenjang usia dan pangkat cukup jauh. hehe. sampai tak bisa berkiti-kiti.
Menjadi introvert agaknya memalukan ya, pikir saya saat itu. Bicara aja susah apalagi berekspresi. Tak luwes dan punya dunianya sendiri. Bahkan kadang idenya cukup abstrak.
Namun makin kesini, semakin banyak orang yang jelas mengatakan dirinya juga introvert. Termasuk blogger kesayangan, Raditya Dika. Karakter introvertnya bahkan cukup parah karena tidak tahan berada dikeramaian. Tapi, bang Radit tetap punya karya. Segala hambatan karakter dalam dirinya dijadikan lecutan untuk berkarya. Bahkan beliau menjadi salah satu komika yang menjadi cikal bakal menjamurnya stand up di Indonesia.
Agak bertolak belakang ya antara perannya didepan panggung dan karakter kepribadiannya. Artinya Bang Radit menemukan bagaimana cara intovert bersosialisasi.
Bukan Berarti Menjadi Introvert Suatu Bencana
Dulu, saya mana tahu punya kepribadian intovert. Tes dari latihan kepemimpinan tingkat dasar dari BEM Institut hanya mengkategorikan tipe kepribadian plegmatis, koleris, melankolis dan sanguinis. Hasil tes itu sendiri menunjukkan kalau saya termasuk orang melankolis dan plegmatis.
Gak melankolis banget sih, apalagi sampai melankolis perfect. Cukup melankolis karena selalu mendasari sesuatu dengan perasaan dan plegmatis yang senang dengan kedamaian.
Nah, setelah tes MBTI berkembang, saya juga mencobanya dan cenderung introvert. Kening saya berkerut. Introvert? Emang saya se-pemalu itu? Tidak juga. Tapi, jika diminta memulai pembicaraan dengan orang baru memang saya kesulitan. Apalagi jika jenjang usia dan pangkat cukup jauh. hehe. sampai tak bisa berkiti-kiti.
Menjadi introvert agaknya memalukan ya, pikir saya saat itu. Bicara aja susah apalagi berekspresi. Tak luwes dan punya dunianya sendiri. Bahkan kadang idenya cukup abstrak.
Namun makin kesini, semakin banyak orang yang jelas mengatakan dirinya juga introvert. Termasuk blogger kesayangan, Raditya Dika. Karakter introvertnya bahkan cukup parah karena tidak tahan berada dikeramaian. Tapi, bang Radit tetap punya karya. Segala hambatan karakter dalam dirinya dijadikan lecutan untuk berkarya. Bahkan beliau menjadi salah satu komika yang menjadi cikal bakal menjamurnya stand up di Indonesia.
Agak bertolak belakang ya antara perannya didepan panggung dan karakter kepribadiannya. Artinya Bang Radit menemukan bagaimana cara intovert bersosialisasi.
Menjadi introvert bukanlah bencana. Selama kita tahu apa yang harus dilakukan ~ Diary Introvert
Saatnya Mengubah Kelemahan Jadi Kekuatan
Kejadian masa lalu betul-betul menjadi acuan agar terus memperbaiki diri. Rasanya punya cap sebagai pribadi pemalu, pendiam, pasrah dan lain sebagainya itu betul-betul menyedihkan. Dan karena hal ini, menjadi alasan kenapa orang introvert dijauhi. Yah, mungkin mereka juga bingung bagaimana menghadapi orang introvert.
Sebagai makhluk sosial yang akan berinteraksi dengan banyak orang, kelemahan ini harus diubah menjadi kekuatan. Apalagi keinginan untuk mengubah hidup jadi lebih manfaat. Kudu atur strategi agar kelemahan ini tidak menjadi belenggu suatu hari kemudian. Meski bagi orang introvert, justru tempat ternyamannya adalah saat dia diberikan waktu tenang dengan dirinya sendiri.
Kemampuan manusia memang tidak semuanya sama. Ada yang mampu melawan kelemahannya sendiri, ada pula yang berulang kali berusaha tapi tetap belum mampu mengalahkan kelemahannya. Tapi, menyerah bukanlah jawaban. Selalu berusaha, bila tidak mampu, bukan berarti selamanya tidak bisa melakukan. Hanya belum. Mungkin hanya perlu mencoba cara lain ~ Diary Introvert
3 Cara Introvert Bersosialisasi, Perluas Zona Nyaman
Zona nyaman seorang introvert sudah tentu menghabiskan waktu dengan dirinya atau orang-orang terdekat saja. Introvert cenderung kehilangan banyak energi jika menemui banyak orang.
Namun, ini semua tak dapat dijadikan pembenaran dibalik label pasif dan pendiam. Akan banyak tuntutan yang membuat orang introvert harus bersosialisai dengan masyarakat. Ini 3 tips yang biasa saya lakukan ketika bertemu dengan orang baru. Agar tidak krik-krik dan kikuk saat bertemu dengan orang baru.
1. Senyum. Salah satu cara saya agar orang lain nyaman adalah dengan memberikan senyum. Sederhana namun jadi kekuatan yang luar biasa. Senyum bisa mencairkan kebekuan suasana juga.
2. Mendengarkan. Ini tuh udah jadi kelebihan orang introvert. Pekerjaan paling gampang seorang iintrovert adalah mendengarkan cerita orang meski ia sendiri tak pandai berkisah. Sembari mendengarkan, tentu sekalian bisa adaptasi.
3. Tawarkan bantuan yang paling bisa dilakukan. Sebagai orang yang suka kerja dibalik layar, jangan sungkan untuk memberikan bantuan yang paling cocok. Semisal bikin presentasi, menulis press release atau hal-hal yang tidak usah menunjukkan diri didepan khalayak ramai.
2. Mendengarkan. Ini tuh udah jadi kelebihan orang introvert. Pekerjaan paling gampang seorang iintrovert adalah mendengarkan cerita orang meski ia sendiri tak pandai berkisah. Sembari mendengarkan, tentu sekalian bisa adaptasi.
3. Tawarkan bantuan yang paling bisa dilakukan. Sebagai orang yang suka kerja dibalik layar, jangan sungkan untuk memberikan bantuan yang paling cocok. Semisal bikin presentasi, menulis press release atau hal-hal yang tidak usah menunjukkan diri didepan khalayak ramai.
4. Beranikan diri dalam forum-forum kecil. Dulu, saya mencoba speak up melalui forum-forum kecil. Hanya diisi oleh 4-8 orang saja. Itupun didominasi oleh adek-adek junior yang mungkin notabene tak lebih tahu dari saya. Hehe.
Sebagai sesama introvert aku ngerti bangetttt yg dirasain. Dulu aku kerja di bank, departmen service, artinya kadang harus nemuin nasabah yg komplain segala macam.
BalasHapusYa ampuuuun itu berasaaa banget gugupnya mba. Dan kalo udh dikasih tau harus ketemu nasabah, itu dada berdebar kencang banegt, sampe aku kuatir bakal pingsan atau gimana.
Tangan dingin, gemeter. Jadi kdg aku hrs genggam kuat tangan supaya gemeternya ga keliatan
Jujur sampe skr aku blm bisa nyembuhin masalah itu. Apalagi udh resign, jadilah ga ketemu solusinya. Krn skr udh ga hrs ketemu nasabah kan.
Tapi, giliran ditaro di departm analis, atau operation, yg memang ga ada hubungan Ama ketemu langsung nasabah, aku langsung fokus dan sigap mba. Jadi dari situ aku tau kelemahan dan kelebihan ku di mana. Memang ga cocok kalo harus ketemu banyak orang. Mending aku kerja sendiri atau di belakang layar
waah makasih sudah berkunjung mbaa..terharuu hehe..toss dulu sesama introvert
BalasHapus