Bismillah. Saya menuliskan ini sembari mengingat wisata mana saja yang belum saya kunjungi di Bulukumba dan ternyata masih cukup banyak. Oke deh, kita buat wishlist saja ya dan semoga kedepan masih ada kesempatan untuk berlibur kesana lagi.
Jujur saja, saya masih belum puas untuk menikmati tempat wisata Bulukumba, apalagi jika perginya bersama anak-anak. Perlu itinerary yang matang jika mengikutsertakan bocah kecil yang tentu ketahanan tubuhnya tidak sama dengan orang dewasa.
Jika ditilik, masih banyak suguhan eksotis yang belum kami jamah. Pantai yang baru kami jajaki saja baru pantai Panrang Luhu, padahal Bulukumba terkenal dengan pantai-pantainya yang indah.
Secara geografis, kabupaten yang dijuluki Butta Panrita Lopi alias tempat pembuatan kapal phinisi ini memang berbatasan dengan Teluk Bone di sisi timur dan laut Flores di sebelah Selatan. Juga berada pada datarang tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng Lompobattang, salah satu pegunungan indah yang ada di Sulawesi Selatan. Kebayang ya indahnya kayak gimana Bulukumba ini.
Jadi, tidak mengherankan lagi jika banyak desa-desa yang ada di Kabupaten bulukumba yang didaftarkan menjadi Desa Wisata. Saya insyaallah yakin, tak ada yang menolak jika berkali-kali berlibur di Bulukumba lagi.
Nah, kira-kira wishlist saya akan kemana nih jika harus ke Bulukumba lagi? Oya, wishlist kali ini ini tentunya harus ramah anak ya dan cocok untuk berlibur bersama keluarga.
Kemarin saat mencari penginapan, kami hanya numpang lewat di Pantai Tanjung Bira. Meski disebut-sebut kawasan ini selalu ramai pengunjung, rasanya gak sah kalau saya tidak langsung melihat euforia pantai ini. Hitung-hitung jadi ada bahan tulisan kan. Hehehe.
Ya, pantai ini adalah destinasi utama jika wisatawan akan berlibur ke Bulukumba. Apa yang Menarik dari tanjung Bira sehingga selalu dikunjungi? Pertama adalah lautan indahnya dengan gradasi warna yang luar biasa. Ini bisa jadi sarana orangtua untuk mengenalkan keindahan Sang Pencipta.
Kedua, Bira memiliki pantai berpasir putih yang halus banget seperti tepung. Cocok banget buat mengasah sensorik anak. Kebayang tiap hari anak puas bermain sensorik tanpa emak berlelah ria membuatkan mainan buatan. Hihi.
Wahana wisata yang ditawarkan juga sangar menarik. Ada donat dan banana boat, paralayang serta speed boat yang bisa memacu adrenalin kawula muda dan tua. Per orang biasanya dikenai harga 20.000 untuk donat dan banana boat.
Oya, tiket masuk juga murah meriah, sekitar 10.000 per orang. Untuk rate penginapan berkisar 200rb hingga 800rb per malam. Budget mahal atau tidak semua tergantung kita sendiri.
Anak pertama kami suka banget dengan kura-kura dan sejenisnya. Sebenarnya, anak-anak balita itu adalah orang yang paling ramah dengan hewan. Binatang apapun bisa membuat mereka kagum.
Jika berkunjung ke Pulau Liukang Loe pasti balita kami bahagia banget. Apalagi melihat penangkaran penyu lalu melepaskan tukik-tukik yang siap menghadapi ganasnya lautan.
Liukang Loe masih berada dalam satu kawasan dengan Pantang Tanjung Bira namun perlu perahu atau speed boat untuk mencapainya. Yap, Pulau Liukang Loe memang adalah pulau terpisah dari kawasan pantai Bira. Kisaran harga sewa kapal yaitu 200rb dan tiket masuk melihat penyu itu sendiri yaitu 10.000. Oya, kapalnya muat banyak sedangkan speed boat lebih sedikit, jadi baiknya pertimbangkan lagi jika memutuskan ke Pulau Liukang loe.
Kalau kesana vibes-nya jadi berasa seperti artis-artis yang punya pulau sendiri ya sob, apalagi jika tempatnya lagi sepi. Pasti berasa pulau pribadi deh. Hahha.
Nama pulau ini berasal dari bahasa Konjo yaitu Liu-Liukang artinya kayu hitam dan Loe artinya banyak. Dulu memang ditemukan banyak kayu hitam di daerah ini. Tapi, sekarang sudah tidak ada dan hanya ada pemandangan indah yang makin pengen kesana.
Salah satu pulau yang membuat saya ingin lagi ke tempat wisata Bulukumba adalah pulau kambing. Tipologi dan keindahan alamnya cocok untuk jelajah alam anak. Diatas usia 5 tahun anak-anak cocok nih kesini.
Ini juga termasuk pulau yang masih berada dalam kawasan Pantai Tanjung Bira. Naik perahu sekitar 8 km dan pemandangan indah yang disertai lautan luas serta perbukitan akan kita dapatkan.
Daya tarik Pulau Kambing adalah keindahan gugusan karang dan ikan warna warninya. Sejak dulu saya terkagum dengan karang yang ada didasar lautan meski tak bisa snorkeling. Lebih baik saya dan anak bisa berenang sih sebelum kesini sehingga bisa menikmati alamnya secara tuntas.
Masuk ke Pulau cantik ini gratis sih namun arusnya cukup kuat jadi kudu hati-hati, terlebih jika membawa anak. Namun, disini kami bisa belajar mengenai makhluk hidup Allah yang lain dan mempelajari struktur dan siklus terumbu karang. Bakalah jadi homeschooling yang asik untuk anak.
Puas belajar mengenai keindahan dan keanekaragaman laut, tempat wisata Bulukumba juga memiliki agrowisata di Desa Tibona. Sekitar 40 km dari ibu kota Kabupaten Bulukumba dan 200 km dari ibu kota Makassar.
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hijaunya pepohonan karet yang ditanam oleh PT Lonsum. Disini anak-anak bisa belajar bagaimana distribusi kebun karet dimulai dari bagaimana menapung getah karet hingga diangkut menuju pabrik untuk diolah. Selain itu, di perkebunan karet ini juga terdapat rumah-rumah tua milik peninggalan Belanda.
Belajar sejarah sekaligus agrowisata bakal jadi trip yang menyenangkan.
Pahlawan dari Sulawesi Selatan tak hanya Sultan Hasanuddin, ada juga Datuk Tiro. Beliau dikenal sebagai pejuang sekaligus penyiar dakwah yang membawa masuk Islam ke Pulau Celebes.
Makamnya terletak di Kampung Hila-hila, Desa Tiro. Datuk ri Tiro memang ditugaskan oleh Kesultanan Aceh bersama Datuk ri Bandang dan Datuk Patimang. Awalnya mendarat di Teluk Bone sebelum menetap di Bulukumba.
Datuk ri Tiro berasal dari Minangkabau namun menetap hingga akhir hayatnya di Bulukumba. Suatu hal yang patut ditiru bagi anak-anak bahwa sesuatu yang diperjuangkan karena Allah tak lantas membuat kita takut meninggalkan kampung halaman.
Jika tempat wisata Bulukumba sebelumnya kita tinggal di penginapan, Bukit Donggia bisa jadi alternatif pilihan agar anak lebih dekat dengan alam. Panoramanya penuh dengan gugusan hijau dari perbukitan serta sungai yang membelah kabupaten Bulukumba dan kabupaten Sinjai.
Berkemah di puncak Donggia akan menjadi hal yang baru dan menyenangkan. Disamping itu, anak-anak juga bisa belajar mengenai pertanian dari penduduk desa. Mayoritas pencaharian penduduk Donggia adalah bercocok tanam kopi, jagung dan tembakau.
Salah satu daya tarik pengunjung juga adalah danaunya yang indah seluas 2 hektar. Donggia juga adalah tempat terbaik untuk melihat sunrise dan sunset. Biaya masuknya pun cukup murah sekitar 5.000 per orang.
Bikin wishlist begini malah pengen cepat-cepat ke Bulukumba lagi. Haha. Masih belum puas sih memang ke pantai Panrang Luhu, tebing Apparalang dan suku Kajang. Duh, gak terbayang bagaimana seru dan bahagianya anak-anak bisa belajar langsung dari alam. Bismillah, semoga wishlist ini terwujud.
Jujur saja, saya masih belum puas untuk menikmati tempat wisata Bulukumba, apalagi jika perginya bersama anak-anak. Perlu itinerary yang matang jika mengikutsertakan bocah kecil yang tentu ketahanan tubuhnya tidak sama dengan orang dewasa.
Jika ditilik, masih banyak suguhan eksotis yang belum kami jamah. Pantai yang baru kami jajaki saja baru pantai Panrang Luhu, padahal Bulukumba terkenal dengan pantai-pantainya yang indah.
Secara geografis, kabupaten yang dijuluki Butta Panrita Lopi alias tempat pembuatan kapal phinisi ini memang berbatasan dengan Teluk Bone di sisi timur dan laut Flores di sebelah Selatan. Juga berada pada datarang tinggi pada kaki Gunung Bawakaraeng Lompobattang, salah satu pegunungan indah yang ada di Sulawesi Selatan. Kebayang ya indahnya kayak gimana Bulukumba ini.
Jadi, tidak mengherankan lagi jika banyak desa-desa yang ada di Kabupaten bulukumba yang didaftarkan menjadi Desa Wisata. Saya insyaallah yakin, tak ada yang menolak jika berkali-kali berlibur di Bulukumba lagi.
Nah, kira-kira wishlist saya akan kemana nih jika harus ke Bulukumba lagi? Oya, wishlist kali ini ini tentunya harus ramah anak ya dan cocok untuk berlibur bersama keluarga.
1. Pantai Tanjung Bira
Kemarin saat mencari penginapan, kami hanya numpang lewat di Pantai Tanjung Bira. Meski disebut-sebut kawasan ini selalu ramai pengunjung, rasanya gak sah kalau saya tidak langsung melihat euforia pantai ini. Hitung-hitung jadi ada bahan tulisan kan. Hehehe.
Ya, pantai ini adalah destinasi utama jika wisatawan akan berlibur ke Bulukumba. Apa yang Menarik dari tanjung Bira sehingga selalu dikunjungi? Pertama adalah lautan indahnya dengan gradasi warna yang luar biasa. Ini bisa jadi sarana orangtua untuk mengenalkan keindahan Sang Pencipta.
Kedua, Bira memiliki pantai berpasir putih yang halus banget seperti tepung. Cocok banget buat mengasah sensorik anak. Kebayang tiap hari anak puas bermain sensorik tanpa emak berlelah ria membuatkan mainan buatan. Hihi.
Wahana wisata yang ditawarkan juga sangar menarik. Ada donat dan banana boat, paralayang serta speed boat yang bisa memacu adrenalin kawula muda dan tua. Per orang biasanya dikenai harga 20.000 untuk donat dan banana boat.
Oya, tiket masuk juga murah meriah, sekitar 10.000 per orang. Untuk rate penginapan berkisar 200rb hingga 800rb per malam. Budget mahal atau tidak semua tergantung kita sendiri.
2. Pulau Liukang Loe
Anak pertama kami suka banget dengan kura-kura dan sejenisnya. Sebenarnya, anak-anak balita itu adalah orang yang paling ramah dengan hewan. Binatang apapun bisa membuat mereka kagum.
Jika berkunjung ke Pulau Liukang Loe pasti balita kami bahagia banget. Apalagi melihat penangkaran penyu lalu melepaskan tukik-tukik yang siap menghadapi ganasnya lautan.
Liukang Loe masih berada dalam satu kawasan dengan Pantang Tanjung Bira namun perlu perahu atau speed boat untuk mencapainya. Yap, Pulau Liukang Loe memang adalah pulau terpisah dari kawasan pantai Bira. Kisaran harga sewa kapal yaitu 200rb dan tiket masuk melihat penyu itu sendiri yaitu 10.000. Oya, kapalnya muat banyak sedangkan speed boat lebih sedikit, jadi baiknya pertimbangkan lagi jika memutuskan ke Pulau Liukang loe.
Kalau kesana vibes-nya jadi berasa seperti artis-artis yang punya pulau sendiri ya sob, apalagi jika tempatnya lagi sepi. Pasti berasa pulau pribadi deh. Hahha.
Nama pulau ini berasal dari bahasa Konjo yaitu Liu-Liukang artinya kayu hitam dan Loe artinya banyak. Dulu memang ditemukan banyak kayu hitam di daerah ini. Tapi, sekarang sudah tidak ada dan hanya ada pemandangan indah yang makin pengen kesana.
3. Pulau Kambing
Salah satu pulau yang membuat saya ingin lagi ke tempat wisata Bulukumba adalah pulau kambing. Tipologi dan keindahan alamnya cocok untuk jelajah alam anak. Diatas usia 5 tahun anak-anak cocok nih kesini.
Ini juga termasuk pulau yang masih berada dalam kawasan Pantai Tanjung Bira. Naik perahu sekitar 8 km dan pemandangan indah yang disertai lautan luas serta perbukitan akan kita dapatkan.
Daya tarik Pulau Kambing adalah keindahan gugusan karang dan ikan warna warninya. Sejak dulu saya terkagum dengan karang yang ada didasar lautan meski tak bisa snorkeling. Lebih baik saya dan anak bisa berenang sih sebelum kesini sehingga bisa menikmati alamnya secara tuntas.
Masuk ke Pulau cantik ini gratis sih namun arusnya cukup kuat jadi kudu hati-hati, terlebih jika membawa anak. Namun, disini kami bisa belajar mengenai makhluk hidup Allah yang lain dan mempelajari struktur dan siklus terumbu karang. Bakalah jadi homeschooling yang asik untuk anak.
4. Tana Beru
"Nenek moyangku seorang pelaut"
Setiap mendengar potongan lagu ini, entah kenapa saya merinding. Apalagi dengan darah bugis yang mengalir di darah saya, makin bangga dan takjub dengan pilihan hidup orang-orang terdahulu.
Tanah Beru terkenal dengan sebutan land of legendary phinisi. Tempat inilah phinisi-phinisi indah dibuat. Kapal kebanggaan dari pulau Celebes yang membuat orang-orang Bugis selalu tangguh dimanapun mereka berada.
Suku Bugis memang terkenal tersebar dimana-mana. Bahkan ada beberapa daerah yang punya kampung Bugis sendiri. Berkunjung ke Tanah Beru bisa jadi pembelajaran yang buat kami sekeluarga bagaimana cara hidup dan pandang nenek moyang kami. Anak-anak akan belajar ketangguhan, kesederhanaan, sirri' (harga diri) juga kekeluargaan yang kuat.
Tempatnya tidak jauh dari Pantai Bira dan jika kesana bisa menggunakan perahu atau motor boat. Phinisi sendiri dibuat dengan tradisional tanpa mesin-mesin modern. Sangat khas tanpa orang-orang yang punya ijazah tentang perkapalan. Phinisi sendiri saat ini tidak lagi digunakan untuk melaut tapi menjadi kapal pesiar.
Setiap mendengar potongan lagu ini, entah kenapa saya merinding. Apalagi dengan darah bugis yang mengalir di darah saya, makin bangga dan takjub dengan pilihan hidup orang-orang terdahulu.
Tanah Beru terkenal dengan sebutan land of legendary phinisi. Tempat inilah phinisi-phinisi indah dibuat. Kapal kebanggaan dari pulau Celebes yang membuat orang-orang Bugis selalu tangguh dimanapun mereka berada.
Suku Bugis memang terkenal tersebar dimana-mana. Bahkan ada beberapa daerah yang punya kampung Bugis sendiri. Berkunjung ke Tanah Beru bisa jadi pembelajaran yang buat kami sekeluarga bagaimana cara hidup dan pandang nenek moyang kami. Anak-anak akan belajar ketangguhan, kesederhanaan, sirri' (harga diri) juga kekeluargaan yang kuat.
Tempatnya tidak jauh dari Pantai Bira dan jika kesana bisa menggunakan perahu atau motor boat. Phinisi sendiri dibuat dengan tradisional tanpa mesin-mesin modern. Sangat khas tanpa orang-orang yang punya ijazah tentang perkapalan. Phinisi sendiri saat ini tidak lagi digunakan untuk melaut tapi menjadi kapal pesiar.
5. Agrowisata di Perkebunan Karet
Puas belajar mengenai keindahan dan keanekaragaman laut, tempat wisata Bulukumba juga memiliki agrowisata di Desa Tibona. Sekitar 40 km dari ibu kota Kabupaten Bulukumba dan 200 km dari ibu kota Makassar.
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hijaunya pepohonan karet yang ditanam oleh PT Lonsum. Disini anak-anak bisa belajar bagaimana distribusi kebun karet dimulai dari bagaimana menapung getah karet hingga diangkut menuju pabrik untuk diolah. Selain itu, di perkebunan karet ini juga terdapat rumah-rumah tua milik peninggalan Belanda.
Belajar sejarah sekaligus agrowisata bakal jadi trip yang menyenangkan.
6. Makam Datuk Tiro
Pahlawan dari Sulawesi Selatan tak hanya Sultan Hasanuddin, ada juga Datuk Tiro. Beliau dikenal sebagai pejuang sekaligus penyiar dakwah yang membawa masuk Islam ke Pulau Celebes.
Makamnya terletak di Kampung Hila-hila, Desa Tiro. Datuk ri Tiro memang ditugaskan oleh Kesultanan Aceh bersama Datuk ri Bandang dan Datuk Patimang. Awalnya mendarat di Teluk Bone sebelum menetap di Bulukumba.
Datuk ri Tiro berasal dari Minangkabau namun menetap hingga akhir hayatnya di Bulukumba. Suatu hal yang patut ditiru bagi anak-anak bahwa sesuatu yang diperjuangkan karena Allah tak lantas membuat kita takut meninggalkan kampung halaman.
7. Bukit Donggia
Jika tempat wisata Bulukumba sebelumnya kita tinggal di penginapan, Bukit Donggia bisa jadi alternatif pilihan agar anak lebih dekat dengan alam. Panoramanya penuh dengan gugusan hijau dari perbukitan serta sungai yang membelah kabupaten Bulukumba dan kabupaten Sinjai.
Berkemah di puncak Donggia akan menjadi hal yang baru dan menyenangkan. Disamping itu, anak-anak juga bisa belajar mengenai pertanian dari penduduk desa. Mayoritas pencaharian penduduk Donggia adalah bercocok tanam kopi, jagung dan tembakau.
Salah satu daya tarik pengunjung juga adalah danaunya yang indah seluas 2 hektar. Donggia juga adalah tempat terbaik untuk melihat sunrise dan sunset. Biaya masuknya pun cukup murah sekitar 5.000 per orang.
Bikin wishlist begini malah pengen cepat-cepat ke Bulukumba lagi. Haha. Masih belum puas sih memang ke pantai Panrang Luhu, tebing Apparalang dan suku Kajang. Duh, gak terbayang bagaimana seru dan bahagianya anak-anak bisa belajar langsung dari alam. Bismillah, semoga wishlist ini terwujud.
Posting Komentar
Posting Komentar