Paling asik di sore hari itu jalan-jalan ya sobat yusri. Apalagi sudah shalat ashar, mandi dan menunggu magrib tiba. Ketika anak-anak ditawari apakah ingin jalan-jalan sore pakai sepeda listrik.
YAAA. Kompak mereka menjawab dengan hati senang bernada riang.
Tak lupa dipelototin dulu biar mandi agak cepat dan segera pakai baju. Haha.
Bismillahi tawakkaltu alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Jangan lupa baca doa ya sob. Dan meluncurlah kami dengan sepeda listrik yang sudah di charge penuh. Sebenarnya agak deg-degan juga membawa 1 remaja tanggung dan 3 balita.
Nekat banget ya. Bisa dibilang begitu. Kami lalu mengatur strategi agar tempat duduk mat dan tidak ada yang terdzolimi oleh tempat.
Sepanjang jalan tentu saja kami dilihat orang-orang. Ada yang heran, merasa kasihan dan ada juga yang mengomentari sepeda listriknya.
Tapi, kami tak peduli. Asal sampai di tempat yang jadi tempat favorit warga Palopo jika ingin bersantai.
Yap. Kami ke pelabuhan terdekat dari rumah. Jaraknya kurang lebih 5 kilometer. Pelabuhan tanjung ringgit namanya.
Pelabuhan yang dibangun tahun 1920 oleh pemerintah Hindia Belanda ini berbatasan langsung dengan Teluk Bone. Dulunya kecil saja namun kini diperbesar sesuai kebutuhan. Jika sobat yusri mau datang ke Palopo, kudu kesini sih.
Sesuai dengan fungsi utama sebuah pelabuhan yaitu sebagai tempat berlabuhnnya kapal. Jenis kapal yang bersandar memang bertonase kecil sebab kapal besar bisa kandas jika memaksa mau berlabuh.
Biasanya, kapal akan menurunkan muatan dan menaikkan barang lainnya. Muatan yang diturunkan umumnya barang-barang yang berasal dari pelabuhan Surabaya.
Sebagai gantinya, hasil bumi Palopo dan sekitarnya akan jadi penghuni kapal tersebut.
Sore itu, ada dua kapal berukuran sedang mendarat. Tampak penghuni kapal sedang beristirahat sambil menyaksikan keramaian sekitar.
Sesekali, camar laut terbang beriringan diatas lautan. Belum lagi perahu-perahu kecil para nelayan sesekali lewat.
Siapa yang tak tahan dengan lautan biru yang jernih? Pasti bawaannya pengen nyebur kan?
Setiap kesana selalu ada pengunjung yang berenang di laut. Meski lautnya bertipe karang, tak membuat pengunjung jera dan tetap nekat nyebur.
Tentu saja pesona alami yang indah nan menakjubkan begini adalh spot foto yang sangat natural. Bahkan menurut saya, pelabuhan tanjung ringgit bisa dijadikan tempat pre atau post wedding lho.
Selain es krim, ada juga penjual somay. Tapi, jangan terkecoh ya, jika disini somay yang dimaksud adalah bakso dari ayam Tapi, lebih banyak rasa terigu dibanding daging ayamnya sih. So far, tetap enak sih. Apalagi kuahnya pakai bumbu kacang.
Bapak-bapak tampak berjejer memegang pancingnya dan tersedia ember di samping. Mereka fokus dan tak terpengaruh dengan keramaian sekitar.
Saya perhatikan banyak juga hasil tangkapannya. Lumayan untuk makan malam.
YAAA. Kompak mereka menjawab dengan hati senang bernada riang.
Tak lupa dipelototin dulu biar mandi agak cepat dan segera pakai baju. Haha.
Mau Kemana Sih?
Bismillahi tawakkaltu alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Jangan lupa baca doa ya sob. Dan meluncurlah kami dengan sepeda listrik yang sudah di charge penuh. Sebenarnya agak deg-degan juga membawa 1 remaja tanggung dan 3 balita.
Nekat banget ya. Bisa dibilang begitu. Kami lalu mengatur strategi agar tempat duduk mat dan tidak ada yang terdzolimi oleh tempat.
Sepanjang jalan tentu saja kami dilihat orang-orang. Ada yang heran, merasa kasihan dan ada juga yang mengomentari sepeda listriknya.
Tapi, kami tak peduli. Asal sampai di tempat yang jadi tempat favorit warga Palopo jika ingin bersantai.
Yap. Kami ke pelabuhan terdekat dari rumah. Jaraknya kurang lebih 5 kilometer. Pelabuhan tanjung ringgit namanya.
Ada Apa Di Pelabuhan Tanjung Ringgit?
Pelabuhan yang dibangun tahun 1920 oleh pemerintah Hindia Belanda ini berbatasan langsung dengan Teluk Bone. Dulunya kecil saja namun kini diperbesar sesuai kebutuhan. Jika sobat yusri mau datang ke Palopo, kudu kesini sih.
1. Tempat Bersandar Kapal
Sesuai dengan fungsi utama sebuah pelabuhan yaitu sebagai tempat berlabuhnnya kapal. Jenis kapal yang bersandar memang bertonase kecil sebab kapal besar bisa kandas jika memaksa mau berlabuh.
Biasanya, kapal akan menurunkan muatan dan menaikkan barang lainnya. Muatan yang diturunkan umumnya barang-barang yang berasal dari pelabuhan Surabaya.
Sebagai gantinya, hasil bumi Palopo dan sekitarnya akan jadi penghuni kapal tersebut.
Sore itu, ada dua kapal berukuran sedang mendarat. Tampak penghuni kapal sedang beristirahat sambil menyaksikan keramaian sekitar.
2. Pesona Alami Yang Menakjubkan
Hamparan laut dan sedikit sembulan bukit-bukit membuat mata yang melihatnya jadi adem dan senang. Apalagi jika matahari mulai terbit atau terbenam, maka gradasi warna di langit akan membuat pengunjung terpana.
Sesekali, camar laut terbang beriringan diatas lautan. Belum lagi perahu-perahu kecil para nelayan sesekali lewat.
3. Bisa Nyebur Di Laut
Siapa yang tak tahan dengan lautan biru yang jernih? Pasti bawaannya pengen nyebur kan?
Setiap kesana selalu ada pengunjung yang berenang di laut. Meski lautnya bertipe karang, tak membuat pengunjung jera dan tetap nekat nyebur.
4. Spot Foto Cantik
Tentu saja pesona alami yang indah nan menakjubkan begini adalh spot foto yang sangat natural. Bahkan menurut saya, pelabuhan tanjung ringgit bisa dijadikan tempat pre atau post wedding lho.
5. Ada Jajanan
Ada keramaian maka tukang jajanan akan merasa terpanggil. Haha. Dan, jika ada anak-anak, tukang es krim selalu mengikuti. Okelah. Cocok sekali jajan es krim di tengah cuaca yang sedikit terik meski sore.
Selain es krim, ada juga penjual somay. Tapi, jangan terkecoh ya, jika disini somay yang dimaksud adalah bakso dari ayam Tapi, lebih banyak rasa terigu dibanding daging ayamnya sih. So far, tetap enak sih. Apalagi kuahnya pakai bumbu kacang.
6. Boleh Memancing
Sepanjang menuju pelabuhan biasanya banyak orang yang memancing dan tak terkecuali di pelabuhan tanjung ringgit.
Bapak-bapak tampak berjejer memegang pancingnya dan tersedia ember di samping. Mereka fokus dan tak terpengaruh dengan keramaian sekitar.
Saya perhatikan banyak juga hasil tangkapannya. Lumayan untuk makan malam.
7. Sarana Bermain Anak Dan Spot Jogging
Cobalah ke pelabuhan Tanjung Ringgit saat pagi hari. Anak-anak bisa puas bermain seharian dan berlarian di lapangan yang cukup lapang.
Lapangan ini sebenarnya adalah parkir namun bisa juga digunakan sebagai sarana jogging. Bahkan dalam waktu tertentu, event-event besar terlasana ditempat ini.
Pelabuhan Tanjung Ringgit, Tempat Favorit Anak Muda
Anak muda paling suka kumpul-kumpul ya dan tak terkecuali pemuda Palopo. Pelabuhan Tanjung Ringgit adalah tempat asik untuk berkumpul bahkan ngabuburit jika di bulan Ramadhan.
Biasanya para anak muda datang berombongan bersama teman se-ganknya. Cuman agak ngeri jika sudah mulai saling balapan motor. Apalagi suara motornya bikin pengang.
Meski begitu, syukurlah ada tempat alami yang bisa dijadikan 'healing' para pemuda.
Lokasi Dan Petujuk Ke Pelabuhan Tanjung Ringgit
Jika berangkat dari Makassar tersedia bis yang cukup nyaman dengan tipe dan harga yang berbeda-beda. Turun di terminal dan lanjut menggunakan ojek. Di pelabuhan tidak menyediakan rute angkot.
Bisa juga berangkat dari Makassar dengan pesawat milik maskapai lion dengan kapasitas yang kecil. Turun di bandara Bua dan lanjut menggunakan mobil carteran.
Namun, jika berangkat dari utara bisa menggunakan mobil panther atau kijang. Bisa juga dengan bis dari Sorowako atau Malili.
Sepengamatan saya, restricted area ini sudah rapuh dan butuh renovasi makanya ditutup. Tapi tetap dijadikan area memancing. Para petugas sebaiknya tetap memperhatikan ini.
Hal lain yang membuat resah adalah sampah yang berkeliaran. Bekas makanan, sedotan minum, tusuk somay, puntung rokok dan lainnya terlihat jelas mengapung diatas lautan.
Sedih kan kalau sudah kayak begini?
Siapa coba yang mau bertanggung jawab jika suatu saat pelabuhan tanjung ringgit tertutup untuk pengunjung dan hanya digunakan untuk turun angkut muatan?
Pelabuhan Tanjung Ringgit, Butuh Perhatian Banyak Pihak
Sayang sekali, tempat sebagus ini masih butuh banyak perhatian dari pemerintah. Ada restricted area tapi banyak yang berani nekat masuk ke dalam.
Sepengamatan saya, restricted area ini sudah rapuh dan butuh renovasi makanya ditutup. Tapi tetap dijadikan area memancing. Para petugas sebaiknya tetap memperhatikan ini.
Hal lain yang membuat resah adalah sampah yang berkeliaran. Bekas makanan, sedotan minum, tusuk somay, puntung rokok dan lainnya terlihat jelas mengapung diatas lautan.
Sedih kan kalau sudah kayak begini?
Siapa coba yang mau bertanggung jawab jika suatu saat pelabuhan tanjung ringgit tertutup untuk pengunjung dan hanya digunakan untuk turun angkut muatan?
Posting Komentar
Posting Komentar