Oke deh, siap duduk manis di mobil lagi. Bismillah.
Jujur saja, perjalanan dari Bulukumba menuju Tana Toraja tidak ditempuh dengan waktu yang singkat. Prediksi kami sekitar 8-9 jam jika lewat melalui Enrekang.
Medan yang dilalui juga tidak mudah. Pasca robohnya jembatan di Enrekang beberapa waktu lalu, perbaikan jalan masih terus dilakukan. Dan, beberapa kali kami juga harus sedikit tersasar.
Maklum ya, andalannya mbah Google. Haha.
Wisata Tana Toraja, Destinasi Domestik Dan Mancanegara
Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten Sulawesi Selatan yang terletak di daerah pegunungan. Suku Tana Toraja memang masih mempertahankan budaya dan gaya hidup mereka yang turun temurun.
Kekhasan itu yang menyebabkan Tana Toraja menjadi destinasi wisata yang dicari banyak orang. Sejarah Tana Toraja dan alam pegunungannya yang asri juga menjadi daya tarik tersendiri. Selain Bali, turis asing pun sering mengunjungi wisata Tana Toraja.
Mencari Penginapan Murah Di Toraja Saat Tengah Malam
Besi-besi berbentuk cemara yang dihiasi lampu menandakan bahwa kami telah memasuki Tana Toraja. Suasananya temaram. Maklum, waktu sudah menunjukkan pukul 23.00.
Anak-anak bahkan sudah tertidur sedari tadi. Adik kadang tidur di pangkuan. Sementara kakak di sebelah kursi sambil berbaring.
Mobil berputar bingung sedari tadi. Kami masih berusaha mencari hotel di Tana Toraja, penginapan atau bahkan homestay pun tak masalah.
Wisma pertama yang kami datangi tutup. Hotel berikutnya memberi tarif yang cukup mahal. Kami pun berbalik arah ke Makale, salah satu kecamatan sekaligus ibukota Tana Toraja sendiri. Dan, alhamdulillah cocok.
Reddoorz Rufus Homestay Makale
Bangunan ini terdiri dari 4 lantai. Bentuknya agak lucu sebab terletak di daratan tinggi. Jadi dua lantai ada di bawah sedangkan dua lantai lagi ada di atas.
Kesan pertama ketika masuk ke homestay ini adalah tangganya bikin capek. Haha. Sudah tengah malam dan harus menggendong pula. Kamar kami terletak di lantai bawah.
Ternyata dibawah sini juga ada ruang resepsionis yang hiasan pohon natalnya masih nangkring. Ya, sebagian besar penduduk Tana Toraja memang baru saja merayakan natal beberapa hari lalu.
Tengah malam melewati lorong yang temaram begini ternyata bikin creepy. Suara lolongan anjing juga sesekali terdengar. Hiii.
Penjaga berbaik hati mengantarkan kami menuju kamar. Letaknya agak di pojok dan dekat dengan pantry. Kami menempati kamar tipe superior. Ukurannya sekitar 2x2.5 meter.
Hanya muat ranjang ukuran queen, meja dan kursi serta televisi yang dipasang di dinding. Kamar mandinya juga menyesuaikan ukuran kamar. Hehe. Sekitar 1x0.5 meter.
Ternyata dibawah sini juga ada ruang resepsionis yang hiasan pohon natalnya masih nangkring. Ya, sebagian besar penduduk Tana Toraja memang baru saja merayakan natal beberapa hari lalu.
Tengah malam melewati lorong yang temaram begini ternyata bikin creepy. Suara lolongan anjing juga sesekali terdengar. Hiii.
Fasilitas
Kamar
Penjaga berbaik hati mengantarkan kami menuju kamar. Letaknya agak di pojok dan dekat dengan pantry. Kami menempati kamar tipe superior. Ukurannya sekitar 2x2.5 meter.
Hanya muat ranjang ukuran queen, meja dan kursi serta televisi yang dipasang di dinding. Kamar mandinya juga menyesuaikan ukuran kamar. Hehe. Sekitar 1x0.5 meter.
Di kamar mandi tersedia ember kecil untuk menampung air, gayung, kloset duduk yang flush-nya sudah tidak berfungsi dan keran air panas serta dingin.
Ruangannya agak pengap sebab tidak ada jendela. Juga tidak dilengkapi blower, kipas apalagi AC. Hehehe. Hanya tersedia ventilasi kecil diatas pintu. Cukuplah jika menginap semalam saja.
Selain kamar dengan tipe yang kami tempati, masih ada tipe-tipe lainnya yang menyediakan double bed, jendela dan ukurannya jauh lebih besar. Sesuaikan dana saja ya.
Nah, disamping taman ada parkir yang berbentuk lonjong. Jadi, homestay ini lokasinya di perbukitan sehingga tempat parkir harus turun dulu ke bawah. Agak curam juga sih turunnya. Sekitar 45 derajat. Tapi parkir cukup luas.
Di depan homestay sendiri terdapat parkiran juga. Kami lebih memilih parkir di halaman sementara mobil lainnya parkir di luar pagar.
Pantry yang tersedia cukup lengkap. Ada kulkas, sink, dispenser, piring, sendok serta gelas. Sayang sekali, banyak piring kotor yang mungkin bekas semalam belum dicuci.
Di depan homestay sendiri terdapat rumah adat Toraja yaitu tongkonan. Lumayan, bisa dijadikan photobooth lho.
Taman di depan homestay tampak tidak terawat. Sedih. Padahal banyak bunga cantik. Ada anggrek dan lain-lain.
Oya, kami mengambil yang tanpa sarapan ya, jadi tidak akan tersedia sarapan. Toh, pukul 08.00 pagi sudah cabut. Lanjut ke Kete Kesu.
Highlight selanjutnya adalah rumah adat tongkonan yang terletak di depan. Bisa dijadikan tempat istirahat sementara menunggu mobil dikeluarkan.
Oya, parkiran dan halaman luas juga jadi penting banget. Apalagi membawa anak kecil yang hobinya lari kesana kemari.
Ruangannya agak pengap sebab tidak ada jendela. Juga tidak dilengkapi blower, kipas apalagi AC. Hehehe. Hanya tersedia ventilasi kecil diatas pintu. Cukuplah jika menginap semalam saja.
Selain kamar dengan tipe yang kami tempati, masih ada tipe-tipe lainnya yang menyediakan double bed, jendela dan ukurannya jauh lebih besar. Sesuaikan dana saja ya.
Taman Indah Di Belakang Homestay
Di belakang homestay ternyata ada taman kecil yang cukup indah. Ada saung juga dan kolam ikan. Pemandangan ini cukup membuat suasana tambah sejuk di pagi yang cerah.Parkir Luas Di Bawah
Nah, disamping taman ada parkir yang berbentuk lonjong. Jadi, homestay ini lokasinya di perbukitan sehingga tempat parkir harus turun dulu ke bawah. Agak curam juga sih turunnya. Sekitar 45 derajat. Tapi parkir cukup luas.
Di depan homestay sendiri terdapat parkiran juga. Kami lebih memilih parkir di halaman sementara mobil lainnya parkir di luar pagar.
Pantry
Pantry yang tersedia cukup lengkap. Ada kulkas, sink, dispenser, piring, sendok serta gelas. Sayang sekali, banyak piring kotor yang mungkin bekas semalam belum dicuci.
Di depan homestay sendiri terdapat rumah adat Toraja yaitu tongkonan. Lumayan, bisa dijadikan photobooth lho.
Taman di depan homestay tampak tidak terawat. Sedih. Padahal banyak bunga cantik. Ada anggrek dan lain-lain.
Oya, kami mengambil yang tanpa sarapan ya, jadi tidak akan tersedia sarapan. Toh, pukul 08.00 pagi sudah cabut. Lanjut ke Kete Kesu.
Highlight Rufuz Homestay Makale
Jika ditanya apa yang menarik disana? Airnya cukup lancar dan bersih juga tersedia dalam keadaan panas dan dingin. Saya jadi bisa memandikan anak-anak di pagi buta dan tidak takut kedinginan.Highlight selanjutnya adalah rumah adat tongkonan yang terletak di depan. Bisa dijadikan tempat istirahat sementara menunggu mobil dikeluarkan.
Oya, parkiran dan halaman luas juga jadi penting banget. Apalagi membawa anak kecil yang hobinya lari kesana kemari.
Posting Komentar
Posting Komentar