yusriahismail.com

Mengenal Bentuk-bentuk Homeschooling dan Asal-usulnya

bentuk-bentuk homeschooling
Beberapa waktu lalu saya sempat berdiskusi dengan salah satu keluarga homeschooler. Ceritanya menarik sebab awalnya beliau tidak terlalu mengetahui apa itu homeschooling. Beliau juga menjelaskan bentuk-bentuk homeschooling.

Salah satu alasan mendasar kenapa beliau homeschooling adalah pekerjaan suami yang berpindah-pindah dan membuatnya kerepotan jika harus bolak-balik memindahkan sekolah anak-anaknya. Selain itu, belum tentu ada kecocokan sekolah dengan visi keluarganya.

Maka, pilihan menjalani homeschooling adalah alternatif yang menyenangkan untuk semua pihak. Dan, kebetulan anak pertamanya juga cocok dengan homeschooling.

Menariknya, bentuk-bentuk homeschooling yang ada di Indonesia membuatnya terus belajar dan mencari pilihan pendidikan dari rumah yang cocok dengan keluarga mereka.

Asal-usul Homeschooling


Sebenarnya alasan munculnya homeschooling adalah adanya kritik dari seorang pendidik dan penulis yaitu Jhon Caldwell Hotl. Dia mengkritik tentang pendidikan sekolah formal di Amerika. Kritikannya berbuah buku dengan judul How Children Fail dan terbit tahun 1964.

Hotl sendiri mendorong adanya sebuah pendidikan alternatif yang bisa memenuhi kekurangan sekolah formal. Titik tekannya adalah pentingnya peran orangtua sebagai otoritas pendidik yang utama dan pertama.

Homeschooling pun sampai juga di Indonesia melalui asosiasi sekolah rumah dan alternatif pada 4 Mei 2006 di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Asosiasi ini juga memberikan pelatihan dan informasi pada orangtua tentang homeshooling. Termasuk bentuk-bentuk homeschooling.
metode homeschooling

Bentuk-bentuk Homeschooling di Indonesia


Biasanya, mendengar kata homeschooling yang terpikir pertama kali adalah mendatangkan guru ke rumah, memberikan les tambahan untuk anak dan semacamnya. Intinya seolah-olah memindahkan sekolah ke rumah.

Tapi, hakikat homeschooling tidak seperti itu.

Ada beberapa bentuk-bentuk homeschooling yang bisa sobat yusri terapkan dan pilih

1. Homeschooling Tunggal


Bentuk homeschooling ini mengacu pada metode persekolah di rumah yang tidak bergabung dengan keluarga lainnya.

Formatnya adalah orangtua yang membentuk visi dan nilai-nilai apa yang ingin diterapkan, membuat kurikulum serta menjalankan kegiatan homeschooling sendirian.

Biasanya, homeschooling tunggal dilaksanakan karena ada beberapa hal yang tidak bisa dikompromikan dengan keluarga atau komunitas lainnya. Alasan lainnya adalah kebutuhan khusus dari anak yang tidak dapat disamaratakan dengan keluarga homeschooling lainnya.

Namun, orangtualah yang bertanggung jawab penuh terhadap hasil serta penilaian yang dilakukan selama menjalani homeschooling.

2. Homeschooling Majemuk


Homeschooling majemuk adalah metode pendidikan dari rumah yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga lainnya. Jadi, ada lebih dari dua keluarga yang bergabung kemudian membuat visi, nilai-nilai, kurikulum serta penilaian atau evaluasi dalam menjalankannya.

Biasanya, pilihan homeschooling majemuk muncul karena adanya kesesuaian umur atau kesamaan minat bakat anak dari dua atau lebih keluarga.

Kegiatan yang biasa dilakukan bersama adalah pilihan aktivitas yang anak-anak mereka sukai sementara kegiatan pokok tetap dijalani oleh masing-masing keluarga.

Beberapa keluarga juga bersama-sama melakukan homeschooling majemuk sebab adanya pilihan kegiatan pendidikan yang bisa dilaksanakan bersama. Aktivitas homeschooling majemuk sendiri bisa dilakukan satu kali setiap pekan atau sebulan sekali.

Pilihan kegiatannya adalah menyepakati kebutuhan minat yang mau mereka asah.

Selain itu, posisi rumah atau domisili juga bisa membentuk homeschooling metode ini.

Saya pernah mengenal keluarga yang menjalani bentuk homeshooling ini ketika mengikuti tahfidz camp di Bogor.

Bermula dari satu keluarga yang tidak cocok dengan sekolah formal lalu mengajak tetangga lainnya untuk bersama-sama menjalani homeschooling.

Para pengajarnya adalah orangtua mereka yang ahli di bidangnya masing-masing.

Keren banget ya komitmen para orangtua yang menjalani homeschooling dan berperan aktif dalam pengajarannya.

3. Komunitas Homeschooling


Metode homeschooling ini adalah menggabungkan beberapa homeschoolig majemuk untuk menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, sarana/prasarana dan jadwal pembelajaran.

Komunitas homeschooling juga menentukan beberapa aktivitas dasar seperti bermusik, olahraga, seni atau bahasa. Seperti sekolah ya sebenarnya. Aktivitas dasar ini biasanya disebut sebagai ekstrakulikuler.

Selain itu, juga menentukan fasilitas homeschooling yang akan dipakai untuk proses belajar mengajar bersama-sama.

Komunitas homeschooling biasanya menjadi pilihan keluarga yang menjadi homeschooler karena beberapa alasan menurut Seto Mulyadi (2017), yaitu

a. Tentunya sistem yang dimiliki jauh lebih terstruktur dan lebih lengkap. Sarana pendidikan seperti akademik, pembangunan akhlak mulia dan pencapaian hasil belajar.

b. Menyediakan fasilitas pembelajaran yang baik seperti bengkel kerja, laboratorium alam, perpustakaan, laboratorium IPA dan bahasa, auditorium, fasilitas olahraga dan kesenian.

c. Fleksibilitas ruang gerak sosialisasi anak karena bergaul dan berinteraksi dengan keluarga lainnya. Namun fleksibilitas ini dapat diarahkan dan dikendalikan.

d. Adanya dukungan dan saling mendukung antar keluarga.

e. Setiap keluarga memiliki rasa tanggung jawab penuh dan saling mengajar sesuai dengan keahlian masing-masing.

e. Sesuai untuk anak usia di atas sepuluh tahun.

f. Untuk keluarga yang tingal berjahuan dapat bergabung melalui internet dan alat informasi-komunikasi lainnya sebagai pembanding guna mencapai kualitas yang standar.

Meski komunitas homeschooling ini menuai pro-kontra dari masyarakat karena menganggap bahwa konsepnya sudah keluar dari pendidikan dari rumah tapi tetap banyak homeshooler yang menggunakan metode ini.

Salah satu keluarga yang mempopulerkan bentuk homeshooling ini adalah keluarga ibu Septi Peni yang mendirikan lebah school of life lebah putih.

Para homeshooler yang bergabung di komunitas homeschooling ini banyak dari domisili yang sama dengan ibu Septi namun kini sudah banyak juga keluarga lain yang bergabung secara online.

Kelebihan dan Kekurangan Tiap Bentuk Homeschooling

bentuk-bentuk homeschooling

Penutup


Munculnya bentuk-bentuk homeschooling adalah proses pendidikan dari rumah yang pernah dilakukan orangtua. Ini sekaligus menjawab kebingungan orangtua dalam memulai homeschooling.

Jika ada yang masih penasaran dengan homeschooling, yuk baca artikel selanjutnya tentang kelebihan dan kekurangan homeschooling.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

11 komentar

  1. Satu sisi kurangnya si anak untuk bergaul dengan lingkungan sekitar ya. Namun di sisi lain, untuk tipe keluarga yang pekerjaan orangtuanya adalah kedinasan, ini jadi sangat membantu

    BalasHapus
  2. Sempet kepikiran preschool homeschooling aja tapi lihat sifatnya anakku yang susah banget bersosialisasi akhirnya aku masukin sekolah dehh sambil belajar sosialisasi, huhu.. meskipun kadang banyak ga setujunya sih ama sekolahnya

    BalasHapus
  3. memang risiko orang tua pindah-pindah tugas, maka sekolah anak juga berpindah. Terus terkadang waktunya cepat. Anak baru adaptasi, baru merasa nyaman dengan skeolah baru, eh.. pindah lagi. Jadi solusinya memang homescholling.

    BalasHapus
  4. Aku berpikir home schooling ya sudah hanya ada satu anak saja yang sekolah di rumah. Ternyata ada bentuk-bentuknya juga home schooling ini.

    BalasHapus
  5. Homescholling memang bagus sih buat intensitas dan keseriusan belajar. Cuma g dpt sosialisasinya. Aku pikir memang anak anak itu yang paling penting adalah sosialisasinya sama anak umur sebayanya

    BalasHapus
  6. Masing2 pembelajaran homeschooling ada plus minusnya ya kak. Tinggal kenyamanan si anak nih mau jenis homeschooling yg kyk gmn. Dan kita selalu org tua tinggal mengarahkan ke kenyamanan si kecil. Tp ingat jgn forsir mereka belajarnya ya.

    BalasHapus
  7. Oalah, jadi homeschooling ini juga ada jenis-jenisnya. Saya pikir, selama ini homeschooling cuma yang tunggal saja. Ternyata ada yang kelompok dan komunitas. Wah keren dan makin tertarik nih sama homeschooling.

    BalasHapus
  8. Setuju nih. Homeschooling itu menyenangkan kok kalo memang tepat, dan malah ngebantu banget buat orang tua.

    BalasHapus
  9. Aku setuju-seuju aja sich ada homeschooling, anak jadi lebih fokus karena belajar secara privat di rumah. Tapi sebagai anak juga harus tau dan belajar dengan sungguh-sunguh

    BalasHapus
  10. Aku pernah banget mencoba homeschooling.
    Tapi bener, sepertinya waktu itu sudah bikin sampai ke misi visi dan jadwal pelajaran harian. Lebih sering berpetualang bersama anak karena ruang kelasnya bisa dimanapun.

    Ini seru sekali ketika anak-anak pra sekolah. Kalau uda usia sekolah, agak mati gaya. Huhuhu.. mungkin memang karena belum brainstorm ke sesama keluarga homescholer yaa..

    BalasHapus
  11. Di dekat rumah ada komunitas homeschooling mbak, mereka berkumpul secara periodik sih, tapi kalau saya dan keluarga sengaj tidak memilih homeschooling karena tidak siap

    BalasHapus

Posting Komentar