Di masa dewasa ini, ada satu nilai kebaikan yang ingin saya turunkan pada anak yaitu mencintai ilmu dan membaca buku.
Keduanya merupakan contoh pendidikan dalam keluarga saya yang diteladankan oleh baba (bapak saya).
Ketika baba masih aktif menjadi pengajar di sebuah perguruan tinggi negeri, saya sering melihat beliau membaca apa saja. Mulai dari surat kabar harian sampai buku ilmiah.
Sampai sekarang buku-buku tersebut bahkan masih berjejer rapi di rak. Baba juga aktif membeli buku dan hal itu ternyata menurun pada saya, anak perempuannya.
Sering sekali baba bilang, saya tidak punya harta secara materi untuk anak-anak tapi saya bisa mewariskan buku dan ilmu.
Lingkungan keluarga memang menjadi ruang pertama anak belajar dan mendapatkan pendidikannya. Karakter anak tumbuh dan berkembang juga melalui apa yang ditanamkan dari rumah.
Pendidikan dari keluarga adalah pengalaman pertama yang akan diterima anak sejak lahir. Namun pengalaman pertama ini kadang membuat saya hati-hati bahkan takut pada apa yang sudah saya ajarkan pada anak.
Kadang saya bertanya-tanya, apakah saya sudah melakukan hal yang baik dan sesuai dengan tuntunan Allah atau tidak?
Makanya saya sering mengikuti kelas-kelas parenting karena sadar betul bahwa menjadi orangtua artinya belajar setiap waktu.
Tiga aspek pendidikan dalam keluarga
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (Surah at-Tahrim/66 : 6)
Jika merujuk pada Al-Quran, banyak contoh pendidikan dalam keluarga yang bisa kita tiru. Seperti kisah keluarga Ibrahim a.s dan anaknya nabi Ismail a.s yang mencintai Allah dibanding dengan segala dunia dan isinya.
Kisah keluarga Lukman yang menasihati anaknya di waktu-waktu yang tepat. Bahkan cerita keluarga Rasulullah SAW sejak beliau masih kecil.
Kisah-kisah itu memberikan kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang harus ditanamkan pada anak bahkan sejak mereka masih berupa janin.
1. Aspek spiritual
Dimana perlu membangun fitrah keimanan anak terhadap Tuhannya. Menurut salah satu pakar parenting, Harry Santosa, fitrah ini sudah pada diri manusia sejak mereka lahir.
Orangtua hanya perlu membangun dan menjaga fitrah keimanan ini agar terus bertumbuh dan tidak melenceng.
Oya, perlu diingat ya sobat yusri, fitrah keimanan disini bukan berati apakah dia rajin shalat, berapa juz hafalan qurannya dan sebagainya tapi bagaimana keterikatan anak dengan sang Khalik.
2. Aspek Pribadi
Saya pernah ingat sebuat quote yang mengatakan, seornag pemimpin adalah seorang yang sudah selesai dengan dirinya.
Artinya secara personal seseorang harus punya karakter yang kuat dimana anak mampu menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Jangan pernah ngambek ya sobat yusri jika orangtua memiliki sikap disiplin yang kuat karena akan suatu saat akan membentuk diri kita yang hebat.
3. Aspek Moral
Rasanya menyenangkan ya jika ketemu dengan anak yang sopan dan bisa menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Nah, biasanya jika bertemu dengan anak yang seperti ini orang-orang langsung nyeletuk : anak siapa sih? sopan amat.
Orangtua perlu meneladankan moral atau adab yang baik pada anak. Ketika anak asih berusia dini, adab bukan sesuatu yang bisa dijelaskan.
Secara tidak langsung, jika adab orangtua kurang baik, anak akan menjadi pengingat yang terbaik bagi ornagtuanya.
4. Aspek sosial
Salah satu pesan Rasulullah SAW adalah bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Maka ornagtua perlu menyyiapkan anak-anak yang kelak akan memberi manfaat pada lingkungannya.
Jadi, anak-anak tidak hanya bertumbuh untuk dirinya sendiri tapi juga sadar ada lingkungan bisa diberikan kebaikannya.
Contoh Pendidikan Dalam Keluarga, Penting Dicatat
1. Contoh dalam pendidikan spiritual
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas bahwa pendidikan spiritual bukan sekedar mengajarkan teori dan praktik tentang beribadah.
Pendidikan spiritual adalah orangtua memberikan keteladanan sehari-hari seperti tentang keyakinan pada Allah, shalat tepat waktu, tilawah setelah magrib dan puasa ketika ramadhan.
Usia terbaik dalam meningkatkan keimanan seornag anak adalah ketika anak berusia 0-7 tahun dimana fitrah keimanannya paling besar saat itu.
2. Contoh dalam pendidikan pribadi
Menurut ahli perkembangan anak, ketika anak berusia dini, ada fase egosentris yang akan dilalui semua anak. Saat masa ini terjadi, anak akan cenderung kelihatan lebih egois, seperti semuanya ingin dilakukan sendiri tanpa bantuan ornag lain.
Ingin makan sendiri, ingin mandi sendiri, mengambil air minum sendiri, sampai timbul keinginan untuk membantu orangtuanya.
Anak merasa dirinya sudah besar dan bisa melakukan hal yang dilakukan oleh orang dewasa.
Ini adalah fase menuju masa kemandirian anak. Fase egosentris harus disikapi secara tepat sehiggga kemandirian anak dapat bertumbuh dan berkembang secara baik.
Tak perlu takut ya sobat yusri, masa-masa egois ini akan berubah menjadi masa penuh percaya diri dan mandiri.
3. Contoh dalam pendidikan moral
Lagi-lagi tak ada pendidikan yang terbaik selain dari keteladanan lingkungan, khususnya keluarga. Anak-anak akan selalu mencontoh apa yang dilihat sehari-hari.
Orangtua bisa mengajarkan pendidikan moral atau adab mulai dari kebiasaan sejak bangun tidur hingga tidur lagi.
Misalnya memulai pagi hari dengan berdoa saat bangun tidur, kemudian mengibarkan tempat tidur lalu ambil air wudhu lalu shalat subuh.
Atau mengajarkan kebiasaan mengucapkan salam dan mencium tangan orangtua saat masuk atau keluar rumah.
4. Contoh dalam pendidikan sosial
Akhir-akhir ini saya bersyukur tinggal di daerah alih-alih kota. Meskipun tidak semua fasilitas tersedia tapi kerukunan antar warga sangat terlihat.
Mulai dari kerja bakti saat hari libur, gotong royong ketika ada yang membutuhkan hingga kerjasama mewujudkan agenda tertentu dalam satu keluarga.
Ini semua adalah contoh pendidikan dalam keluarga yang kelak menjadi bekal penting untuk masa depan anak.
Penutup
Sebagaimana ruang pertama dalam pendidikan anak, maka tiap keluarga harus selalu mendukung setiap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tak terkecuali memberikan teladan yang artikelnya bisa dilihat di contoh pendidikan dalam keluarga contoh pendidikan dalam keluarga yang menjadi pengalaman dini untuk anak.
Wah pantesan aja mbak Yus juga suka buku dan menjadi pengajar di perguruan tinggi juga ya. Ternyata kecintaannya baba pada buku itulah yg diwariskan untuk mbak Yus. Masya Allah akupun merasakan hal yang sama dengan support dari orang tua yang mendukung aku terus kuliah, katanya hanya bisa mewariskan ilmu, bukan banyaknya harta.
BalasHapusWiiih, lengkap sama contohnya nih. Terimakasih banyak mbak ilmunya. Otw dipraktikkan ke bocil yang ada di rumah. 🙌
BalasHapusSedang membangun pendidikan spiritual dirumah, tapi kami sendiri sebagai orang tua masih jauh, harus belajar banyak. Menanamkan keterikatan diri anak dengan tuhan, harus dimulai dulu dengan orang tuanya.
BalasHapuswah PR sekali ya mba, apalagi untuk kami yang merantau dan bekerja di luar rumah ini tantangannya luar biasa. semoga semuanya dimudahkan dalam pendidikan spiritual di rumah
BalasHapusKebiasaan anak memang mewarisi kebiasaan orangtuanya ya, mba. Beruntung banget mb yus, memiliki ayah yg suka baca.
BalasHapusPositif banget ya mbak kegiatan yang diwarisi oleh ayah nya mbak yus. Semoga kebiasaannya bisa turun temurun ya, karena ilmu dan buku itu mahal.
HapusIya ya mbak, anak-anaknya jadi mewarisi kebiasaan baik tersebut. Semoga turun temurun ya mbak kebiasaannya, karena ilmu dan buku itu mahal.
HapusSepakat, keluarga adalah madrasah pertama anak-anak dan guru pertamanya adalah orang tuanya, orang tua pun belajar menjadi orang tua yang baik dengan memberikan pendidikan yang baik pula, anak-anak belajar untuk memperoleh pendidikan
BalasHapusSetuju, semua berawal dari keluarga ya mbak, baru lingkungan yang bisa saja memberikan dampak bagi anak. Anak dan orang tua sejatinya memang sama-sama belajar ya.
HapusKalau tinggal di daerah memang aspek sosialnya sangat terasah. Masih mengalami masa-masa main dengan anak tetangga. Kalau tinggal di kota, cenderung was-was anak main dengan siapa.
BalasHapusMenjadi orang tua yang siap memberikan bekal untuk keluarga termasuk mencari ilmu mengenai contoh pendidikan dalam keluarga.
BalasHapusPendidikan dari dalam rumah ini memang menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi seseorang. Sebagai orang tua kita perlu untuk terus belajar dalam mendampingi dan mengarahkan anak. Terima kasih mba Yus sudah diingatkan
BalasHapuspendidikan memang bermula dari rumah ya kak, kadang jadi orangtua masih insyekur
BalasHapusAnakku yang usianya 3 tahun sedang dalam fase egosentris kayaknya. Semua kegiatan mau dilakukan sendiri. Mau mandi sendiri, pakai baju sendiri, dan semuanya serba sendiri. Menarik ya jika fase ini dapat dilalui dengan smooth.. semoga bisa menumbuhkan kepercayaan pada diri mereka.
BalasHapusSepakat sekali dengan apa yang Mbak Yusri sampaikan di atas. Kegemaran membaca juga terus saya tanamkan ke anak-anak di tengah gempuran gadget. Tentang adab juga salah satu yang menjadi concern saya. Jika ada perilaku anak yang tidak sesuai maka akan saya bahas dan jelaskan panjang lebar, heee... Intinya memang teladan ya, mbak. kita tidak hanya mengajarkan tetapi juga mencontohkan
BalasHapus