Sejujurnya, menjelang usia anak memasuki masa sekolah, saya menjadi agak galau. Sebabnya adalah banyaknya pilihan sekolah dengan berbagai visi misi yang tertera. Selain itu, keinginan untuk menjalani homeschooling juga begitu kuat.
Menurut saya, anak usia dini masih membutuhkan asuhan dan didikan yang penuh dari orangtuanya sehingga pilihan homeschooling atau sekolah reguler masih draw skornya. Haha.
Ada yang merasakan kegalauan yang sama juga? Atau ada yang sudah mantap untuk menjalani homeschooling?
Nah, yuk sama-sama belajar tentang homeschooling di Indonesia.
Pengertian Homeschooling
Homeschooling sendiri berasal dari bahasa inggris yang terdiri atas 2 kata, yaitu home dan schooling. Home artinya rumah. Sedangkan schooling adalah bersekolah.
Gabungan 2 kata tersebut merujuk pada pengertian bahwa homeschooling adalah pendidikan yang dilakukan di rumah.
Pembelajarannya dilakukan secara mandiri dan menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Homeschooling adalah model pendidikan dimana keluarga khususnya orangtua dan anak bersama-sama bertanggungjawab dalam melakukan pembelajaran mandiri.
Mulai dari menentukan visi misi, nilai-nilai yang ingin dibangun, kurikulum, program pilihan sampai amalan belajar anak.
Artinya, homeschooling bukan sekedar memindahkan sekolah ke rumah dan orangtua menyerahkan urusan pendidikan pada PKBM atau lembaga homeschooling ya.
Tapi, orangtua turut berperan aktif dan menjadi kunci utama dalam mendidik dan mengasuh anak.
Faktor Pemicu Alasan Menjalani Homeschooling
Awalnya homeschooling trend di kalangan tertentu saja. Saya sendiri pernah mendengarnya dari kalangan selebritis Indonesia yang menjalani homeschooling dengan alasan sibuk syuting, ingin mengembangkan karir dan lain-lain.
Alasan yang berbeda tersebut menjadi faktor pemicu adanya homeshooling di Indonesia. Faktor pemicunya antara lain,
1. Kegagalan Sekolah Formal
Beberapa kalangan menganggap bahwa ada kegagalan dalam sekolah formal yang dibentuk oleh pemerintah. Cukup pahit sih mendengar ini sebab mutu suatu negara dilihat dari kualitas pendidikannya.
Tidak semua sekolah formal bisa membentuk kualitas manusia unggul yang diharapkan. Buktinya adalah korupsi yang masih menjadi penyakit turun temurun.
Yah, meskipun ini memang harus dilihat dari berbagai aspek, namun beberapa orang menilai bahwa sekolah formal belum mampu mentransformasikan nilai-nilai yang baik pada muridnya.
2. Keanekaragaman Kecerdasan
Setiap anak memiliki sifat dan karakter yang unik. Jika mengacu pada teori multiple inteligence, ada banyak jenis kecerdasan yang bisa dikembangkan.
Bukan hanya anak yang pintar matematika, pintar hafalan dan selalu menjadi juara di sekolahnya yang disebut cerdas.
Anak-anak yang rendah hati, berjiwa sosial tinggi atau lainnya juga bisa dianggap sebagai anak cerdas.
Hal ini yang belum terfasilitasi dengan baik di lembaga formal pada umumnya sehingga orangtua harus jeli melihat anaknya memiliki tipe kecerdasan yang mana.
3. Fasilitas dan Infrastruktur
Keunikan anak memang membutuhkan penyaluran yang khusus. Jika sekolah formal tidak mampu memfasilitasi hal tersebut maka orangtua bisa mempertimbangkan homeschooling.
Legalitas Homeschooling di Indonesia
Homeshooling sendiri baru booming beberapa tahun belakangan ini. Tokoh-tokoh homeschooling mulai bermunculan.
Salah satunya adalah sosok Yudhistira yang merupakan anak homeshooling dan bisa menembus kuliah di Universitas Indonesia melalui jalur SBMNPTN.
Menarik ya, sebab mungkin banyak yang bertanya-tanya bagaimana legalitas homeschooling di Indonesia. Ternyata pemerintah sudah memberikan dasar hukun untuk homeshooling lho.
Sobat yusri bisa cek di Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), dalam pasal 27 ayat (1) dikatakan: kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Lalu pada ayat (2) dikatakan bahwa: hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diakui sama dengan pendidikan formal dan informal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Secara kelegalitasan, kegiatan sekolah di rumah atau homeschooling dilindungi oleh undang-undang.
Orangtua tidak perlu khawatir lagi jika ingin menjalani homeschooling. Apalagi saat ini sudah banyak grup-grup homeshooling ataupun lembaga reski yang bisa membimbing.
Kurikulum Homeschooling di Indonesia
Satu hal lagi yang menjadi kekhawatiran keluarga yang akan menjalani homeschooling yaitu kurikulum.
Jika anak bersekolah secara formal kan orangtua tidak pusing dengan kurikulum dan metode belajar anak. Tapi pilihan homeschooling akan membuat orangtua sibuk. Hehe.
Konsep homeschooling memang tidak terikat dimesi ruang dan waktu. Artinya, anak-anak bisa belajar dimanapun dan kapanpun.
Anak bisa memulai pelajaran dari hal-hal yang disukainya.
Kurikulum homeschooling memang menyesuaikan dengan kebutuhan anak dan nilai-nilai yang ingin dibangun dalam keluarga tersebut.
Agak abstrak ya? Hehe.
Tapi, pemula homeschooling bisa mengikuti lembaga informal atau komunitas yang ada.
Biasanya lembaga ataupun komunitas tersebut memiliki blue print atau semacam panduan untuk orangtua.
Penutup
Setiap anak mempunyai hak yang sama dalam pendidikan. Pun, tiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan terbaik.
Apapun pilihan orangtua, baik menjalani sekolah formal ataupun homeschooling, yang terpenting adalah bertanggungjawab atas pilihannya. Terutama bertanggung jawab pada Allah SWT atas mendidik amanah yang sudah dititipkan.
Namun, jangan khawatir jika memilih homeschooling sebab homeschooling di indonesia sudah mendapat legalitas dan kemudahan untuk mendapatkan ijazah.
Bagaimana sobat yusri? Masih ragu untuk menjalani homeschooling atau tetap lanjut sekolah formal?
Yuk, lanjut baca bentuk-bentuk homeschooling agar semakin mengenal salah satu metode pendidikan informal ini.
Dulu itu homeschooling banyak dijalankan oleh anak-anak yang mempunyai aktivitas lebih. Misalnya artis cilik. Karena kalau dia syuting kadang sekolahnya keteteran. Maka bagusnya homeschooling.
BalasHapusTapi sekarang seiring waktu, homeschooling jadi pilihan sekolah anak. Apalagi bisa disesuaikan dengan usia anak juga.
kalau pilih homescholing, berarti ortu yang jga siap sibuk. jelas ada positif dan negatifnya sih. tapi perlu lebih banyak pertimbangan lagi nih
BalasHapussemakin ke sini home scholing semakin populer dan jadi pilihan, apalagi sudah ada kejar paket untuk ujiannya *cmiiw, dan semakin aware loh ibu-ibu di sini tentang pilihan hs ini
BalasHapusAgak gimana gitu ya kalo anak home schooling, aku malah mikirnya anak ga bakal punya temen dan ga bis berkomunikasi baikm tapi emang cocok banget sih kalo buat artis artis cilik yang memang bisa menyasuaikan waktu agar gabketinggalan pelajara ln
BalasHapusPertama kali mendengar istilah homescholling dari artis cilik yang sibuknya luar biasa ka. Tapi semakin ke sini metode ini makin populer ya, enggak hanya untuk artis cilik saja hihi.
BalasHapusplus minus ya home scholling ini, tapi yang saya dengar iya banyak juga anak-anak home scholling yang tetap berprestasi dan kehidupan sosialnya juga gak terganggu. Sepertinya tinggal bagaimana kebijakan orang tuanya mau anak sekolah formal atau home scholling, pasti mereka yang paling tau apa yang terbaik untuk anaknya
BalasHapusIya nih kalo ortunya bisa memfasilitasi dg maksimal, kayanya hasilnya jg bisa maksimal ya ke anak
HapusJaman dulu sih kupikir cuma artis-artis saja yang mau homeschooling. Karena kesibukan mereka. Kalau anak biasa mah pasti lebih milih sekolah di sekolahan umum saja, mau itu sekolah milik negara atau swasta.
BalasHapusKalau aku pribadi Homeschooling di usia dini, sisanya aku sekolahka secara formal hihi. Aku belum siap kalau usia SD ke atas homeschooling. Kalau pendampingan belajar pasti terus aku lakukan dari rumah
BalasHapusAku jadi mikiir poin 1 & 3 ada benarnnya juga ya. Tapi, beberapa orang tua mungkin nggak mau repot sama hal itu. Yah, mau seekolah formal atau informal, masing² punya porsinya, tinggal dilihat dari sisi mana yg menjalaninya.
BalasHapusKok aku jg pgn bgt ya Homeschooling. Krn ngelihat biaya pendidikan anak zaman now tuh udh ga ngotak. Di desaku aja, masuk SMP udh kena 7jt. Itu blm biaya lainnya. Dan pendidikan dsna blm tentu bgs ya meski di sekolah negeri. Bkn menjelekkan ya. Tp ya kita butuh alternatif pendidikan yg bs bgs ngasihnya luar dlm tp biayanya jg msh terjangkau.
BalasHapusKlo bisa sekolah formal sich baiknya sekolah formal, tapi klo memang ternyata tidak bisa ya ikut homeschooling, yang penting sekolah
BalasHapuskalau anak homeshooling yang sibuk belajar tidak hanya anak, tetapi juga orang tua
BalasHapusTapi salut pada orang tua yang berhasil mendidik anaknya secara homeschooling
Homeschooling bisa jadi solusi ya untuk pengembangan keterampilan anak yang lebih spesifik sejak dini. Cuma saat ini penyedia homeschooling di Indonesia masih sangat terbatas euy pilihannya.
BalasHapusTernyata, legalitasnya udah jelas berdasarkan undang-undang. Jadi, bagi orangtua yang pengen coba homeschooling buat anak-anaknya, sekarang bisa lebih mantap dan yakin. Semoga semakin banyak Yudhistira-Yudhistira muda lainnya yang bisa sukses melalui jalur pendidikan alternatif kayak gini!
BalasHapusSekarang ini, semakin banyak orang tua yang memilih homeschooling untuk pendidikan anak anaknya ya mbak
BalasHapusHomeschooling bisa banget jadi pilihan saat ini, dan ini masih menjadi peluang besar, karena masih sangat jarang kita menemukan homeschooling di dekat kita
BalasHapusAnak2 saya kebetulan udah gede2 dan mereka dulunya belajar lewat jalur formal. Sepertinya kini homeschooling jadi pilihan yang menyenangkan, baik bagi anak maupun orangtua yaaa.. Semuanya kembali pada yang bersangkutan sih, mau mantap memilih yang mana.
BalasHapusDulu pernah kepikiran buat anak untuk home schooling aja. Tapi alhamdulillah ga jadi dan bs nemu sekolah yg sesuai ama visi misinya . Ga kebayang kalau jadi ikut home schooling, diriku pasti tambah stress krn ternyata ga cocok buat ngajar anak dgn kesabaran yg setipis tisue dibagi dua.
BalasHapusWah ternyata homeschooling di Indonesia udah ada legalitasnya ya kak. Pantes ada yang bisa ikut SBMNPTN UI. Keren sih kalau gini
BalasHapus