Pertama kali saya mendengar tentang kurikulum cambridge adalah ketika mengisi materi ekstrakurikuler salah salah satu sekolah dasar islam di Bogor. Sekolahnya memang menggunakan 2 kurikulum. Bagian reguler pakai kurikulum nasional sementara bagian internasional pakai kurikulum cambridge.
Di Indonesia sendiri, kurikulum ini memang cukup populer. Banyak sekolah-sekolah internasional yang menggunakan kurikulum cambridge.
Tidak hanya di Indonesia, kurikulum ini juga populer di negara-negara lainnya. Sudah lebih dari 10.000 sekolah di 160 negara yang menggunakannya.
Indonesia sendiri memiliki kurang lebih 240 sekolah yang menggunakannya dan tersebar dari Aceh sampai Papua.
Selain digunakan oleh sekolah, kurikulum ini juga bisa banget dipakai oleh keluarga-keluarga homeschooling.
Penasaran dengan keistimewaan kurikulum cambridge? Yuk lanjut baca sampai habis ya sobat yusri.
Apa yang dimaksud kurikulum cambridge
Kurikulum cambridge adalah kurikulum yang mengacu pada proses belajar anak dan bukan pada hasil.
Guru atau pendidik berfokus pada minat dan kebutuhan anak. Jadi kurikulum ini memang memiliki semacam assesment dalam menilai perkembangan anak.
Dimana kurikulum ini mempersiapkan anak untuk bersaing secara global.
Kurikulum cambridge sendiri kurikulum internasional yang memang mengacu dari Cambridge Assesment International Education yang berasal dari Universitas Cambridge.
Tau kan universitas Cambridge? Kalau tidak salah Tasya penyanyi cilik itu jebolan dari sini. Dan secara ranking universitas dunia, Cambridge digadang-gadang jadi salah satu kampus terbaik.
Jika ditanya, apa yang khas dari kurikulum cambridge? Paling khas itu adalah bahasa Inggris menjadi bahasa kedua. Dan siswa manapun yang ingin pindah sekolah lintas negara bisa masuk lagi ke sekolah Cambridge tanpa tes apapun.
Sekolahnya memang harus di tes kelayakan dulu sebelum menerapkan kurikulum ini.
Sekolah ini pun menjadi rekomendasi banyak orang. Selain kurikulumnya yang memperhatikan kebutuhan siswa, orientasinya pun bukan pada hasil.
Keren ya kurikulum bertaraf internasional ini.
Sejarah Kurikulum Cambridge
Sejarah kurikulum cambridge sendiri dimulai pada tahun 1858 di abad ke-19. Dan diracik langsung oleh University of Cambridge Examination (CIE) Syndicate.
Dimana Syndicate ini memang bertujuan untuk mengatur ujian dan evaluasi yang digelar oleh Universitas.
Awalnya kurikulumnya ini ditujukan untuk siswa di Inggris. Namun lama kelamaan, kepopuleran kurikulumnya terdengar sampai di belahan benua lain.
Dan kemudian menjadi standar bagi sekolah-sekolah dengan taraf internasional.
Tahun 1998 Universitas Cambridge membentuk divisi baru yaitu Cambridge International Examinations (CIE) dimana bertuga untuk mengembangkan kurikulum dan ujian international yang diakui secara global.
Kurikulum dari CIE ini pun berfokus pada pengembangan siswa berupa intelektual, kreativitas dan pemikiran kritis serta pendekatan yang holistik.
Lalu tahun 2017, namanya berubah lagi menjadi Cambridge Assessment International Education (CAIE) dan kurikulumnya mengalami pembaharuan mengikuti perkembangan zaman.
Dan, salah satu goal kurikulum cambridge terbaru yang menarik bagi saya adalah menjadikan anak didiknya sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Ini jadi terobosan terpenting sih mengingat anak-anak saat ini kadang terlalu cepat bosan atau kurang antusias pada satu materi tertentu.
Tapi, kurikulum Cambridge memang menarik sehingga tahapan pembelajarannya pun dibuat bertahap agar anak didik menguasai keseluruhan materi.
Tahapan Pembelajaran Kurikulum Cambridge
Tahapan pembelajaran Cambridge disebut juga sebagai Cambridge Pathway. Usianya mulai dari 5-19 tahun. Dan dibagi menjadi 4 tahapan, yaitu
1. Cambridge Primary berusia 5-11 tahun
2. Cambridge Lower Secondary berusia 11-14 tahun
3. Cambridge Upper Secondary berusia 14-16 tahun
4. Cambridge Advanced berusia 16-19 tahun
Setiap tahapan mengikuti fleksibilitas dari sekolah ataupun lembaga masing-masing.
Ada 3 materi inti yaitu bahasa inggris yang belajar membaca, mendengarkan dan menulis, materi matematika yang belajar angka, ukur, geometri, penanganan data, dan pemecahan masalah dan ketiga materi sains yang belajar kimia, biologi, fisika dan kegiatan ilmiah.
Lalu ada materi pilihan yaitu musik, seni dan desain, sastra digital, perspektif global, serta pendidikan jasmani.
Pada tiap materi ada tahapan yang mendukung tingkat pemahaman anak dimana dimulai dari hal-hal yang mudah lalu bertingkat menjadi sulit. Juga memperkaya pemahaman dan pengalaman anak dalam satu materi.
Nah, bagi anak didik yang menyukai materi tertentu bisa mendalaminya hingga tuntas. Namun jika tidak suka yang tidak wajib untuk dikuasai.
Jadi penerapan Cambridge betul-betul mengikuti minat dan kebutuhan anak.
Lebih menarik ada materi perspektif global dimana anak didik bisa berdiskusi dengan pendidik tentang topik-topik bekerjasama dengan negara lain.
Tujuannya memang agar anak didik bisa berpikir global serta kritis terhadap suatu permasalahan dunia.
Benar-benar sudah disiapkan jadi warga upper class ini mah ya.
Tapi, salah satu hal yang perlu digaris bawahi adalah meski kurikulum Cambridge ini bersifat internasional namun tidak menghilangkan nilai-nilai nasionalisme.
Jangan takut ya sobat yusri.
Justru pembelajarannya yang bersifat fleksibel, budaya lokal dan muatannya bisa kita sisipkan dalam bentuk apa saja. Bahkan bisa menjadi diskusi yang menarik antara anak didik dan pendidik lho.
Dibandingkan dengan kurikulum homeshooling lainnya, kurikulum Cambridge memang sangat menitikberatkan pada kegiatan akademik. Namun fleksibilitasnya sangat menunjang dalam pemenuhan kebutuhan homeschooler.
Apalagi materi-materi pembelajarannya tersebar secara luas dan gratis di internet. Sobat yusri bisa langsung cari dan mengadopsinya.
So, tertarik menggunakan kurikulum Cambridge? Atau masih penasaran dengan kurikulum lainnya? Yuk baca juga kurikulum Reggio sebagai referensi lainnya.
Benar-benar sudah disiapkan jadi warga upper class ini mah ya.
Tapi, salah satu hal yang perlu digaris bawahi adalah meski kurikulum Cambridge ini bersifat internasional namun tidak menghilangkan nilai-nilai nasionalisme.
Jangan takut ya sobat yusri.
Justru pembelajarannya yang bersifat fleksibel, budaya lokal dan muatannya bisa kita sisipkan dalam bentuk apa saja. Bahkan bisa menjadi diskusi yang menarik antara anak didik dan pendidik lho.
Penutup
Dibandingkan dengan kurikulum homeshooling lainnya, kurikulum Cambridge memang sangat menitikberatkan pada kegiatan akademik. Namun fleksibilitasnya sangat menunjang dalam pemenuhan kebutuhan homeschooler.
Apalagi materi-materi pembelajarannya tersebar secara luas dan gratis di internet. Sobat yusri bisa langsung cari dan mengadopsinya.
So, tertarik menggunakan kurikulum Cambridge? Atau masih penasaran dengan kurikulum lainnya? Yuk baca juga kurikulum Reggio sebagai referensi lainnya.
Posting Komentar
Posting Komentar