yusriahismail.com

Kurikulum Merdeka, Yes! Pemerintah Dukung Homeschooling

kurikulum merdeka
Beberapa waktu lalu, di beranda facebook saya lewat surat terbuka untuk pak Nadiem Makarim dari seorang penulis yang karyanya sering jadi langganan kompas, mas Sulak.

Tentu saja saya jadi kepo dan penasaran dengan apa isi dari surat terbuka tersebut. Dan, setelah membaca beberapa menit, senyum saya pun mengembang.

Ini tak lain ucapan terimakasih seorang bapak pada kurikulum merdeka yang diterapkan oleh Kementrian Pendidikan saat ini. Kebijakan kurikulum nasional terbaru membuat anak beliau yang menjalani homeschooling berkesempatan kuliah di fakultas kedokteran di Universitas Udayana Bali.

Surat terbuka ini juga sekaligus menepis keraguan para homeschooler bahwa anak-anak yang menempuh jalur pendidikan non formal ternyata bisa kuliah juga.

Dan lebih penting lagi, kampus-kampus pun mulai terbuka terhadap jalur pendidikan yang tak biasa ini.

Btw, mungkin ada sobat yusri yang bertanya-tanya, emangnya bisa kurikulum merdeka menjadi kurikulum homeschooling?

Nah, biar rasa penasarannya terjawab, yuk kita bahas saja tentang kurikulum baru di dinas pendidikan ini.

Sekilas Sejarah Tentang Kurikulum Merdeka


Tiap ganti menteri, pasti aja ganti kurikulum pendidikan.

Sobat yusri ada yang mengeluh seperti itu? Hehe. Jika iya, yuk toss dulu.

Saya pun rasanya gemas menghadapi kurikulum yang bergonta-ganti ini. Belum lagi kisah keluh kesah para pendidik yang tiap tahun ajaran baru mesti menyesuaikan diri.

Tapiii, kurikulum merdeka ini rasanya berbeda lho.

Meski belum memiliki anak yang bersekolah dengan jalur pendidikan formal, tapi keinginan pak Nadiem untuk mendobrak metode konvensional agaknya berhasil.

Maksud saya, pendekatan kurikulum merdeka saat melibatkan semua pihak. Ada sekolah penggerak, guru penggerak dan yang lebih wow lagi ada ibu penggerak.

Artinya kementrian paham bahwa peran orangtua dalam kurikulum itu sangat diperlukan. Bukan sekedar menadah hasil didikan dari sekolah namun peran dan fungsi orangtua dalam pendidikan anak memang tak bisa diabaikan.
kurikulum merdeka adalah
Dan alasan terbesar perubahan kurikulum ini adalah mengacu dari hasil Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan sebanyak 70% siswa dengan usia 15 tahun memiliki kompetensi rendah dalam memahami bacaan sederhana dan konsep dasar matematika. Dan itu diperparah dengan adanya pandemi COVID-19.

Hiks, jujur bagian ini agak sedih sebab itu artinya kebanyakan anak Indonesia minim literasi dan numerasi. Bisa dikatakan begitu gak ya?

Nah, sebagai upaya dalam pemulihan pembelajaran tersebut, maka sekolah boleh saja menentukan pilihan kurikulum yang dianggap cocok.

Ada 3 pilihan yaitu
  • Kurikulum 2013 secara penuh
  • Kurikulum darurat yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan
  • Kurikulum merdeka
Dari 3 pilihan kurikulum ini tampaknya kurikulum merdeka yang paling bisa dijadikan referensi untuk keluarga homeschooling.

Apa Itu Kurikulum Merdeka


Kurikulum merdeka adalah serangkaian kurikulum yang sangat fleksibel dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya dan berfokus pada siswa atau anak didik.

Selain itu, fokusan kurikulum ini adalah mengembangkan karakter dan minat anak. Juga pembelajarannya mengacu pada materi-materi esensial yang diperlukan sehingga anak lebih mendalami materi tersebut.

Nah, kalau begini, jadi mirip banget kan dengan kurikulum homeschooling lainnya seperti Charlotte Mason, Waldorf, Montessori?
kurikulum merdeka contoh

Karakteristik Kurikulum Merdeka


Ada beberapa karakteristik yang membedakan kurikulum terbaru ini dengan kurikulum sebelumnya yaitu,

1. Pembelajarannya terfokus pada materi esensial sehingga anak bisa mendalaminya. 

Materi esensial yang dimaksud adalah materi literasi dan numerasi.

2. Ada proyek dalam penguatan profil pelajar pancasila dalam mengembangkan kompetensi dan karakter anak. 

Proyek ini dibuat dengan cara berkelompok sehingga secara tidak langsung anak juga belajar tentang kerjasama tim.

3. Pembelajaran dibuat semenyenangkan mungkin dan relevan dengan kebutuhan anak. 

Hal ini dipacu oleh capaian pembelajaran dan jam belajar yang fleksibel.

4. Adanya fleksibilitas pada pendidik dan anak didik untuk mengembangkan kurikulum itu sendiri dan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.


5. Seluruh pihak harus bergotong royong dalam mendukung implementasi kurikulum merdeka ini.


Kalau lihat karakteristiknya sih, pas banget ya jika diterapkan pada keluarga homeschooling. Lalu, apa prinsip dari kurikulum merdeka ini?

Prinsip Kurikulum Merdeka


Kurikulum ini memiliki 3 tipe pembelajaran yang dapat ditiru, yaitu

1. Pembelajaran Intrakurikuler


Dimana pembelajaran dapat dilakukan secara terdiferensiasi sehingga anak memiliki waktu yang cukup dalam memahami dan mendalami 1 materi. Disamping itu, pendidik atau pendamping bisa menyiapkan alat belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Wah, kalau begini belum terbayang saya bagaimana penerapannya di sekolah? Tiap anak kan beda kebutuhan belajarnya. Hmmm.


2. Pembelajaran Kokurikuler


Prinsip pembelajarn pada bagian ini adalah pengembangan karakter dan kompetensi umum yang sesuai dengan proyek profil penguatan pelajar pancasila.

3. Pembelajaran Ekstrakurikuler


Dimana dilaksanakan pada minat anak dan sumber daya satuan pendidik.

Penutup


Harapan terbesar dalam penerapan kurikulum merdeka ini adalah tercapainya pendidikan yang holistik dan kontekstual. Kementrian pendidikan yang menyusun kurikulum ini tidak hanya berharap pada anak-anak yang sekedar menghafal pelajaran saja namun anak juga belajar dengan sadar dan penuh makna.

Jika sobat yusri tertarik dengan kurikulum merdeka, lengkap banget lho penjabaran capaian pembelajaran hingga alat tujuan belajarnya mulai dari tingkat pendidikan anak usia dini hingga sekolah menengah keatas.

Namun, masih ada satu lagi kurikulum homeschooling lain yang mau saya bahas juga. Sobat yusri juga bisa baca tentang kurikulum campuran sebagai referensi.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar