yusriahismail.com

Tips Memulai Homeschooling Usia Sekolah

homeschooling usia sekolah
Terhitung kami sudah memasuki hampir 2 pekan homeschooling usia dini. Dan benar menurut beberapa praktisi yang lebih dulu menjalani bahwa homeschooling usia dini jauh lebih santai dan mudah.

Hal mendasar dalam menjalani model pendidikan ini di usia dini adalah melekatkan keyakinan beragama, mengenalkan value keluarga, bonding dan mengasal practical life anak. Tapi, jika anak sudah melewati usia dini maka perlu tips memulai homeschooling usia sekolah.

Di sekolah formal, anak usia sekolah sudah mendapatkan kewajiban yang mengikuti aturan sekolah. Namun, bagaimana dengan homeschooling? Apakah harus menerapkan aturan dan kewajiban yang sama dengan anak-anak yang bersekolah reguler?

Homeschooling Usia Sekolah, Pertimbangankan Dengan Baik


Jika mengacu pada sistem pendidikan nasional, anak-anak Indonesia mendapatkan hak dan kewajiban untuk wajib belajar 9 tahun.

Hal ini berimbas pada sekolah-sekolah negeri yang digratiskan secara merata di seluruh Indonesia.

Nah, jika keluarga homeschooler ingin mengikuti aturan sisdiknas maka memasuki usia sekolah harus mempertimbangkan tips memulai homeschooling usia sekolah sebelum benar-benar menjalaninya.

Sayang kan jika ditengah jalan, ada keputusan mendadak untuk kembali ke sekolah formal. Meski sebenarnya tidak apa-apa karena aturan perundangan terbaru memperbolehkan hal itu.

Yah, meski ada saja pihak-pihak sekolah yang tidak paham aturan dan bahkan menolak homeschooler yang masuk di tengah semester.

Untuk itu, perlu sekali menilai dari sisi manapun untuk homeschooling ketika masuk usia sekolah.

Tips Memulai Homeschooling Usia Sekolah


1. Observasi dan Evaluasi Hasil Belajar Anak


Hasil belajar anak adalah modal dasar dalam memantau perkembangan dan pertumbuhan anak. Ini semacam evaluasi untuk melihat apakah stimulasi dan hal-hal yang ingin ditanamkan pada anak saat berusia dini berkembang atau tidak.

Jika anak di usia dini mengikuti taman kanak-kanak atau sekolah pendidikan usia dini maka orangtua perlu survey secara langsung dengan guru terkait mengenai perkembangan anak di sekolah.

Namun jika usia dini sudah memulai homeschooling maka perlu melakukan hal selanjutnya yaitu diskusi dengan pihak terkait.

2. Diskusikan Dengan Keluarga


Hampir mirip dengan tiap memulai homeschooling usia dini, fase ini juga perlu berdiskusi dengan pasangan, kakek neneknya ataupun oom dan tantenya.

Apalagi jika anak masih satu atap dengan keluarga lainnya. Sebab tentu saja perlu mengondisikan dan memberitahu bahwa anak homeschooling belajar dimana saja dan kapan saja.

Jadi, gak ada yang nyinyi lagi ya sobat yusri jika anak kita tidak terlihat ngapa-ngapain. Hehe.

3. Pertimbangkan Keuangan


Jika homeschooling usia dini anak bisa belajar lebih banyak dari alam, berbeda halnya dengan homeschooling usia sekolah.

Tahap ini anak-anak perlu tools dan media tambahan untuk meluaskan pengetahuannya.

Banyak website-website berbayar yang menyediakan materi belajar. Namun tenang saja sebab harganya variatif. Bahkan homeschooler-homeschooler bisa patungan lho untuk membeli materinya.

Tapi, jika mau mengulik lebih dalam maka ada juga materi belajar yang gratis.

Selain materi, pertimbangan keuangan ada keputusan mengikuti lembaga non formal atau tidak. Lemabaga non formal seperti pusat kegiatan belajar masyarakat yang diprakarsai swasta juga bermacam-macam lho harganya.

Ada yang murah meriah dan ada juga yang bayar iuran bulanan setiap bulannya.

Belum lagi jika mengikutkan anak les-les yang membayar guru tutor. Hehe.

So, pertimbangkan keuangan sobat yusri dengan matang sebelum memutuskan.

3. Cari Informasi Sebanyak-banyaknya


Berbeda dengan homeschooling usia dini yang santai dan belum terlalu banyak aturan, homeschooling usia sekolah mengharuskan keluarga mencari informasi sebanyak-banyaknya.

Terutama mengenai ketentuan dengan mitra belajar seperti apakah menyediakan kurikulum sendiri atau bebas sesuai dengan kurikulum keluarga, pembayaran dan legalitas ijazah jika saatnya tiba.

Meski penekanan homeschooling bukanlah pada ijazah tapi orangtua harus tetap aware dengan maraknya pemalsuan sekolah yang akhir-akhir ini lagi ramai diberitakan.

4. Tanya Pada Anak


Tentu saja yang menjalani model pendidikan ini adalah anak. Merekalah objek utamanya. Maka orangtua dan keluarga wajib memastikan bahwa anak juga suka.

Saya jadi teringat kisah Pak Aar dan Bu Lala sebagai praktisi homeschooling dimana anak pertamanya ingin sekolah karena teman-teman sekitar rumahnya juga begitu.

Jadi ketika anak ingin main di pagi hari ternyata teman-temannya tidak ada semua dan berceritalah bahwa mereka sekolah. Lalu keluarlah obrolan tentang betapa serunya sekolah.

Eh, tak disangka jika anak pertama mereka malah tertarik dan ingin mencoba sekolah.

Beruntung di dekat rumah mereka ada les-lesan yang aturannya mirip sekolah. Pakai seragam dan ada waktu-waktu belajar.

Bedasar rasa penasaran maka mendaftarlah mereka dan mencoba free trial class.

Eh ndidilalah anaknya malah ingin kembali ke homeschooling.

Alhamdulillah ya ada free trial class.

Bertanya pada anak juga berarti memberikan rasa penghargaan pada anak dan membuat mereka menjadi penting.

Penutup


Anak usia sekolah adalah fase anak yang sangat penting. Jika mengikuti fase pendidikan anak menurut Ali bin Abi Thalib maka usia ini adalah masa anak-anak harus belajar taat dan adab.

Taat pada aturan, belajar berbagai subject dan mencari tahu mengenai minat dan bakatnya. Semoga tips memulai homeschooling usia sekolah ini bisa membantu sobat yusri.

Nah berikutnya sobat yusri juga bisa membaca mitra belajar homeschooling seperti pusat kegiatan belajar masyarakat, ciri-cirinya, pertimbangan penting dalam memilihnya dan lain-lain.
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar