"Bi, hari ini sekolahnya seru banget. Kita ke pasar ikan, lihat ikan besar. Ada juga yang kecil. Ada ikan panjang, kepiting dan cumi-cumi"
Hatiku menghangat mendengar penuturan kakak tentang proses homeschooling kami hari ini.
Lalu abinya bertanya banyak hal dan dia pun menjelaskan lebih banyak.
Adiknya tak mau kalah menceritakan pengalamannya hari ini.
Alhamdulillah aktivitas homeschooling anak usia dini sedang proses meski masih mencoba mencari pola dan ritme yang sesuai dengan keluarga.
Dibalik Keputusan Homeschooling Anak Usia Dini
Saya tak pernah menyesali memutuskan merumahkan sekolah kakak di usianya yang 5 tahun.
Sebelumnya, kami sudah mengambil formulir dan daftar ulang di salah satu TK.
Namun setelah mencoba wawancara sedikit dengan kepala sekolahnya, entah kenapa saya jadi ragu.
Selain itu, saya sedang memperdalam ilmu pendidikan dari rumah ini.
Dan mimpi-mimpi dari kuliah pun seolah ter-recall kembali.
Waah, kok jadi malah condong pengen homeschooling lagi nih?
Akhirnya berdiskusi dengan pasangan dan alhamdulillah goal tahun ini memutuskan homeschooling anak usia dini.
Selain merasa ragu dengan sekolah, alasan pertama adalah ingin menguatkan akidah anak-anak.
Ya, akidah islami adalah value utama dan pertama yang harus tertanam pada anak.
Buku merawat fitrah keimanan mengubah niat kami menyekolahkan anak.
Bahasan-bahasan dalam bukunya begitu menampar dan membuat kami berpikir ulang tentang pendidikan anak.
Akidah inilah yang harusnya ditanamkan dan dikuatkan sejak anak berusia 0-7 tahun.
Baru kemudian menanamkan bahasan adab dan syariat.
Dan ternyata semakin belajar akidah maka sebagai orangtua kami pun ikut belajar.
Dan, intinya memang homeschooling bukan hanya tentang anak saja yang belajar namun orangtua dan anak sama-sama belajar dan bertumbuh.
Aktivitas Homeschooling Anak Usia Dini
Menuliskan kurikulum homeschooling ini di blog pun salah satu cara belajar kami sebagai orangtua.
Dan untuk kurikulum sendiri, pilihan unschooling adalah metode homeschooling yang paling aman.
Tidak ada metode belajar khusus, cara belajar apalagi jadwal ketat.
Kesemuanya berdasarkan kesepakatan dan melihat ketertarikan anak.
Pun saya bukan orang yang kreatif menciptakan bahan ajar dari bahan-bahan bekas.
So, ada beberapa aktivitas homeschooling anak usia dini yang bisa dicoba teman-teman homeschooler lainnya, yaitu
1. Nature Walk
Tak ada anak yang tidak suka nature walk.
Jika pulang kampung, kami juga tetap melakukan kegiatan homeschooling.
Dan kegiatan nature walk lebih terasa saat di kampung.
Jalanannya alami, hewan di kanan kiri dan pohon-pohon beraneka ragam.
Kegiatan nature walk cocok dilakukan pagi hari sebelum memulai aktivitas homeschooling anak usia dini lainnya.
Bangun tidur lalu beribadah, cuci muka, sarapan sedikit lalu lanjut nature walk.
Anak-anak sangat semangat jika diajak jalan.
Sembari berjalan, anak kemudian diajak bercerita dan mengenal tentang kekuasaan serta kemahabesaran Allah.
2. Keseharian di rumah
Hal menyenangkan lainnya dalam homeschooling adalah segala sesuatunya dianggap sebagai pembelajaran.
Misalnya pekerjaan rumah tangga.
Aktivitas ini membuat anak antusias sebab dari dulu ingin sekali mencoba apa yang dilakukan orangtuanya.
Misalnya memotong sayuran, mengulek, menggoreng, melipat, menjemur dan kegiatan lainnya.
Meskipun pekerjaan mereka kurang sempurna dan malah membuat pekerjaan baru namun anak tetap harus dibiasakan.
Dampaknya kedepan adalah anak tidak akan sungkan lagi dengan berbagai pekerjaan rumah
Terutama anak laki-laki yang dianggap sebagian orang tabu dalam melakukan pekerjaan perempuan.
3. Read Aloud
Kegiatan read aloud adalah membaca buku bersama-sama antara orangtua dan anak.
Dalam hal ini, orangtua yang akan membacakan buku dan anak sebagai pendengar.
Read aloud sendiri bisa dilakukan sejak anak berusia 0 bulan. Namun tentu saja membacanya melalui buku yang tepat sesuai usia anak.
Misal, anak usia 0-3 bulan read aloud dengan buku hitam putih yang minim warna.
Kemudian usia 3 bulan mulai membaca dengan buku berwarna merah.
Lalu bertahap dengan buku yang berwarna-warni.
Aktivitas homeschooling anak usia dini yang ini paling menyenangkan dan amat mudah bagi saya.
Terutama jika saya capek dan sedang mager melakukan hal apapun.
Anak-anak saya ajak membaca buku saja dan mereka sudah senang.
4. Mengasah Motorik dan sensorik anak
Kegiatan mengasah motorik anak bisa sekali dilakukan dari rumah lho.
Mainnya bisa memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah.
Misalnya melompat-lompat dari bantal satu ke bantal lainnya.
Atau memanjat pohon depan rumah. Bisa juga mengajak anak ke taman dan mengarahkannya untuk memanjat pohon.
Lalu mengasah sensorik anak bisa dengan melakukan kegiatan keseharian rumah.
Makan sendiri misalnya, tangan anak akan terasah untuk menggenggam dan memegang.
Bisa juga mengasah sensorik dengan kegiatan yang disediakan sendiri.
Misalnya permainan menuang air dari ceret ke gelas. Lalu dari gelas ke gelas yang lebih kecil dan begitu seterusnya.
Atau menjepit sebuah benda dengan jepitan kertas.
5. Role Play
Aktivitas homeschooling usia dini yang tak kalah serunya juga adalah role play.
Anak-anak bermain peran sesuai keinginannya. Misalnya menjadi penjual atau pembeli.
Biasanya sih kesukaan role play anak adalah bermain jual beli.
Mereka akan mengumpulkan mainan atau kertas dalam 1 kotak atau keranjang lalu diedarkan ke seluruh rumah.
Penutup
Kami memegang satu prinsip penting dalam homeschooling yaitu belajar bisa dimana saja dan kapan saja.
Pada homeschooling anak usia dini, value utama yang ingin tercapai adalah penanaman akidah dan membiasakan dengan aktivitas keseharian rumah.
Makanya aktivitas homeschooling anak usia dini kami memang tak jauh-jauh dari kegiatan tersebut.
Malah jika diperhatikan secara seksama seperti tidak belajar.
Namun hakekatnya adalah belajar itu yang penting Allah ridha.
Posting Komentar
Posting Komentar