yusriahismail.com

Referensi Buku-buku Belajar homeschooling

buku belajar homeschooling
Saya yakin orangtua pegiat homeschooling adalah para pembelajar tangguh. Iya kan? Sebab, meski model pendidikan rumah ini terbilang sudah tidak asing lagi namun masih banyak yang bingung terkait pembelajarannya.

Tak hanya itu, bagaimana kurikulum, cara belajar, ujian, cara anak bersosialisasi hingga legalitas dan ijazahnya.

Wajar sih karena selama ini biasanya yang mengurusi hal-hal tersebut adalah guru dan sekolah namun ketika segala tetek bengek itu juga dipikirkan orangtua maka akan banyak sekali pertanyaan.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Salah satunya adalah mencari referensi buku-buku belajar homeschooling yang bisa dijadikan acuan. Buku-buku ini bisa dibeli secara fisik atau pinjam melalui perpustakaan digital.

Referensi Buku-buku Belajar Homeschooling


1. Merawat Fitrah Keimanan


Ini adalah buku yang membuat saya kuat untuk melanjutkan homeschooling ketika masih terombang-ambing apakah lanjut daftar taman kanak-kanak atau tidak.

Buku ini membuat saya takut akan peran saya sebagai orangtua, apakah mampu mengantar anak-anak menyambut tugasnya di bumi dan mengembalikannya di syurga kelak?

Buku ini juga seolah 'menampar' orangtua untuk menyadarkan peran sebenarnya sebagai ibu dan bapak yang bukan sekedar membesarkan anak. Namun juga merawat hatinya yang memang sudah suci dari lahir.

Ustadz Adriano Rusfi yang menulis buku ini memang mengangkat tema tentang aqidah keluarga setelah bergelut sebagai praktisi parenting dan keluarga.

Beliau menyaksikan fenomena dimana anak-anak ini sejak kecil senang shalat, mengaji dan ibadah lainnya namun ketika beranjak remaja malah membangkang.

Pun anak-anak itu juga seakan mabuk agama, sehingga berbagai nasihat tidak lagi mempan untuk mereka. Meski mereka saat ini bersekolah dengan latar belakang agama, misalnya sekolah islam terpadu namun tak lantas membuat anak-anak ini menyadari KeMahaBesaran Allah.

Ini sebuah fenomena yang membuat hati miris dan menangis. Segala pengajaran dan pembiasaan sejak kecil seolah tak ada bekasnya sejak kecil.

Makanya ustadz Adriano menuliskan konsep pendidikan aqidah yang benar dan bisa diajarkan sejak kecil. Juga metode-metode sederhana yang bisa diterapkan dirumah.

Sebagai muslim, buku ini menyadarkan saya tentang peran menjaga fitrah keimanan anak yang memang sudah terinstall sejak mereka lahir. Juga sedikit contekan bagaimana seharusnya seorang muslin mengajarkan anak mengenai agama secara tepat.

Hehe, penasarankan?

Dijamin buku ini membuat orangtua-orangtua menyadari fitrahnya sebagai real orangtua, bukan hanya berpura-pura sebagai orangtua.

2. Tazkiyatun Nafs, Membasuh Luka Pengasuhan


Selain buku Merawat Fitrah Keimanan yang menguatkan parenting, Tazkiyatun Nafs juga mampu menyadarkan peran terbesar kita sebagai orangtua.

Buku ini memang bermula dari trauma masa kecil istri penulis yang masih terbawa sampai ke pernikahan mereka. Dan pengalaman tersebut secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan rumah tangga hingga cara pengasuhan mereka.

Setelah berobat kesana kemari, akhirnya pasangan ini pun menyadari bahwa tak ada obat yang lebih baik kecuali dari Sang Khalik.

Ya, tak ada cara lain kecuali mendekat pada-Nya.

Sobat yusri ada yang pernah mengalami hal yang sama? Trauma masa kecil yang terbawa hingga dewasa.

Buku ini menceritakan berbagai pengalaman dan langkah bagaimana membasuh luka pengasuhan yang mungkin saja melekat dan secara tidak sadar terefleksi pada setiap tindakan kita. Namun tanpa harus menyalahkan pihak lain pada tiap luka yang tertoreh.

3. Homeschooling With Love


Dikucilkan, dihina, dihukum berkali-kali orangtua sendiri hingga dilecehkan semasa kecil adalah rasa 'sakit' dari seorang Clefy untuk menguatkan dirinya menjalani homeschooling pada buah hatinya.

Agak serem baca kisah mbak Clefy yang suram di masa kecil dan jika beliau berada didekat saya rasanya pengen peluk.

Ya Allah, kuat banget mbak Clefy menjalani semua itu.

Namun akhirnya beliau harus berdamai dengan semua trauma itu saat anaknya lahir. Satu hal yang ingin beliau pastikan, anaknya tidak boleh mendapat perlakuan yang sama.

Maka mulailah mbak Clefy belajar tentang parenting, semakin mendekat ke Allah dan berdiskusi dengan suami.

Akhirnya mereka membuat sepakat menjalani sekolah rumahan untuk anak-anaknya dengan mengadopsi bebagai macam kurikulum homeschooling.

Buku Homeschooling With Love ini sangat menarik dan seolah berasa intim karena ada pengalaman khusus dari penulis yang diceritakan. Meski tidak detail namun saya menyadari bahwa memilih berdamai dengan rsa sakit itu jauh lebih melegakan dibanding hanya memikirkannya lalu terlarut dengan itu semua.

Saya sendiri tahu mbak Clefy dari salah satu webinar penerbit sebuah buku. Setelah kepo instagramnya, ternyata banyak hal menarik dari homeschooling yang keluarga mereka jalani.

Salah satunya adalah kemampuan bolang dan balang membuat barang yang tidak terpakai menjadi barang berguna. Mereka bisa mengubah botol-botol plastik menjadi perahu lalu mengaplikasannya di kolam renang.

Atau bahkan membuat kincir angin dari bahan-bahan yang ada di rumah.

Impressive.

Bukunya sendiri juga menjelaskan berbagai hal selain pengalaman menyakitkan itu. Ada jabaran visi misi hingga ide bermain sederhana yang bisa dilakukan di rumah.

Lagi-lagi buku ini bisa jadi rekomendasi untuk keluarga muslim yang ingin menjalani homeschooling.

Penutup


Saat ini pegiat sekolah rumah tidak perlu lagi khawatir sebab sudah banyak buku-buku belajar homeschooling yang bisa jadi rekomendasi.

Sobat yusri, ada yang punya referensi buku-buku lainnya yang bisa diulas? Boleh dong drop di kolom komentar. Kalau banyak bisa dijadikan part 2 nih. Hehe
Yusriah Ismail
A Lifestyle Blogger, Read Aloud Certified and Parenthing Enthusiast

Related Posts

Posting Komentar